"Darat laut udara, milik siapa?
Hajat hidup dan harkatnya,untuk siapa?
Mengais tanah, Membentur langit, Kami bertanya
Mengering darah, Memutus cinta, Banyak saudara
Kami bertanya.
Dimanakah tanah, serta mata airnya?
Dimanakah rumah, serta bahagianya?"
Lirik diatas adalah penggalan lagu "Merdeka" dari Efek Rumah Kaca (ERK). Adrian Yunan, pencipta lagu ini mengatakan "'Merdeka' merupakan upaya ERK untuk merenungkan dan mempertanyakan kembali makna kemerdekaan yang Negara ini miliki. Apakah kita sudah benar-benar merdeka? Apakah kemerdekaan kita sudah menghargai kemerdekaan orang dan atau kelompok lain? Apakah kemerdekaan ini sudah membawa kita pada keadaan atau situasi yang memanusiakan manusia?"
Agak, dan agar berbeda dari pencipta lagu ini. Menurut saya, lagu ini tidak sebatas mempertanyakan, melainkan semacam satire (sindiran) terhadap kemerdekaan di Negara ini. Dengan maksud agar pendengarnya menemukan jawaban dan "menghakimi" sendiri kemerdekaan Negara ini. Lagu ini merepresentasikan sudut pandang anak-anak muda seusia saya--mahasiswa atau bukan, Â atau yang baru-baru saja nganggur--yang mungkin sedang idealis-idealisnya, dan kritis-kritisnya, dan kurang menerima dengan pasrah 'iyo bammi' atas kenyataan bahwa rumah (Indonesia) ini bukan milik kita (masyarakat Indonesia), utuh. Tapi siapa saya, merampas kemerdekaan maksud dari pencipta lagu "merdeka" ini.
*Merdekakah Indonesia?
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jika dihadapkan dengan Negara Lain? Indonesia masih terjajah dari berbagai aspek: Baik sosial, politik, ekonomi, Â budaya, SDA, dll. Oke lah, jika menurut anda hal demikian dialami oleh mungkin semua Negara. Lalu bagaimana dengan sendok di meja makan kita. Masih "made in china"? Silahkan periksa sendok masing-masing dan atau sendok tetangga. Anda butuh data untuk mempercayai tentang pernyataan saya ini? Silahkan searching di "gugel". Saya tidak hendak mencari data yang sudah di publikasi, lalu patah hati berkali-kali (lagi) oleh data yang terlalu banyak dan mengecewakan.
Jika dihadapkan dengan Indonesia sendiri? Sama saja. Indonesia tak pernah benar-benar merdeka. Anda masih butuh data? Tak puas dengan soal sendok? Baiklah, Kau lihat kampung disana? Nah, disana. Di belakang tambang itu, anak-anak belasan tahun banyak yang tidak sekolah karena desakan mencari makan sehari-hari sebagai kebutuhan hidup; ada juga yang lolos dari itu, cuman dasar dia saja yang malas ke sekolah, sebab harus melewati jembatan yang lebih mirip tali sirkus.
*Hakim atas Merdekakah Indonesia