Hampir semua masyarakat Indonesia membaca kasus Bupati Garut "Aceng Sureceng", dan protes dari masyarakat mengalir deras bak ombak tak tertahankan. Dari DPP Partainya pun "Aceng" Telah di pecat, artinya Aceng sendirian saat ini, Apalagi kalau disangkutkan dengan mundurnya wakilnya dahulu, tidak seheboh saat ini.
Untunglah Aceng mempunyai wakil yang baik, tidak pernah menceritakan kejadian yang sebenarnya, tidak pernah memanas-manasi masyarakat, namun sekarang jelas dan tegas jawabnya " Aceng kalah Ganteng dibanding wakilnya dulu" itulah yang membuat kinerja wakil bupati tidak cocok di mata Aceng, hanya karena kalah ganteng sehingga koalisi perpolitikan terpaksa bubar. Saya juga yakin kalau Fanny yang masih muda belia suka nonton sinetron pasti memilih wakil bupati karena lebih ganteng dan lebih tenar.
Lho.., koq ngomongin Aceng? iyalah.., karena untuk memecat Aceng DPRD Garut harus bermusyawarah dari semua partai nampaknya partai Gerindra mempunyai pandangan tersendiri mengenai kasus Aceng, sehingga mengeluarkan keputusan "dua kaki" artinya bilang "Pecat" Tidak, bilang "Lanjut" pun tidak, mau menjaga hubungan baik dengan semua, tidak mau menyakiti kawan seprofesi. kalau sampai menyakiti tentunya akan sulit koalisi untuk pilpres nanti, dalam rangka mendukung Pembina PS 08 menjadi RI satu.
Kasus yang sama terjadi Pilgub di Jawa barat, jelas-jelas partai demokrat para petingginya tersangkut kasus korupsi yang luar biasa, namun koq malah Partai Gerindra berkoalisi dengan Partai Demokrat.
Semua kebijakan PS 08 yang anti korupsi, nampaknya diabaikan oleh DPP Partai Gerindra, dan keluarlah keputusan-keputusan yang tidak mengikuti kata hati rakyat, artinya "Percuma anggota DPR dari partai gerindra dilarang keluar negeri, karena itu juga termasuk korupsi, karena menghambur-hamburkan uang rakyat, kalau kenyataan di bawah malah berkoalisi dengan partai yang bertaburan koruptor".
Lihat di kota Bekasi, bulan pertama kumpul dukung si A...grabak grukbuk....eh pas mau hari H pilkada berubah menjadi dukung si B.., politik macam apa seperti ini, tidak terencana, tidak terstruktur, akhirnya jelas dan pasti sampai hari ini dukungan Partai Gerindra Kalah total.
Sahabat, saat ini jelas semua kebijakan-kebijakan PS 08, sama sekali tidak sejalan dengan perasaan rakyat, perasaan orang yang ingin perubahan. PS 08 memang menjadi salah satu figur pilihan, akan tetapi jika dikelola oleh otak yang sama, dengan orang yang sama seperti pilpres 2009, saya yakin PS 08 akan mendapatkan kekecewaan 2 kali.
Untuk barometer awal mari kita lihat pada pilgub Jabar, apakah dukungan Partai Gerindra berkoalisi dengan Partai Demokrat akan menang? Andai kalah...sekali lagi saya tegaskan PS 08 di sandera kebijakan-kebijakannya pro rakyat oleh Partainya sendiri, itu yang saya maksudkan PS 08 di sarang Penyamun.
Pilkada bekasi kalah...
Kasus Aceng tunggu nasib....
Pilgub Jabar.....والله أعلمُ بالـصـواب if what it means ''and Allah knows the right"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H