Mohon tunggu...
tria zahwaaurani
tria zahwaaurani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hai aku cia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Tahun Baru di Kosan Kehangatan dalam Kesederhanaan bersama keluarga kosan rik-rik gemi

7 Januari 2025   17:25 Diperbarui: 7 Januari 2025   17:17 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Obrolan pun mengalir dengan sendirinya. Kami berbicara tentang banyak hal, mulai dari cerita lucu tentang penghuni kosan yang sering lupa mematikan lampu kamar mandi, hingga rencana tahun baru masing-masing.

"Eh, si cia ini penyanyi bukan, dia kalau nyanyi bukan dari gigi satu ke dua tapi yang langsung ke gigi tiga," ledek yudi sambil menyemilin makanan dan cemilan yang sudah disiapkan tadi. Saya selalu menjadi target ledekan dari mereka. Obrolan kami semakin seru, dan tanpa sadar waktu berjalan begitu cepat.

Detik-detik Menjelang Tahun Baru

Menjelang pukul 11 malam, suasana mulai terasa lebih meriah. Beberapa dari kami membawa kembang api kecil yang dibeli di warung dekat kos. Tidak ada yang terlalu mewah, hanya jenis kembang api sederhana yang menyala di tangan selama beberapa detik. Tapi itu sudah cukup untuk membuat suasana semakin hidup.

Saat jarum jam mendekati pukul 12, kami semua berdiri di atap kos, menatap langit. Dari kejauhan, suara petasan mulai terdengar. Detik-detik terakhir menuju pergantian tahun terasa begitu mendebarkan. Saya melirik ke arah teman-teman kos yang semuanya memandang ke langit dengan wajah penuh antusiasme.

Dan ketika akhirnya pukul 12 tepat, langit tiba-tiba dipenuhi dengan kilauan warna-warni dari berbagai kembang api. Dari arah kompleks perumahan, gedung-gedung tinggi, hingga jalan raya, semua tampak berlomba-lomba memamerkan pertunjukan cahaya. Kami bersorak, bertepuk tangan, dan bahkan ada yang bersiul, menikmati momen ini bersama.

"Keren banget!" teriak idan dan temannya sambil merekam video di ponselnya.

Saya tersenyum, merasa bersyukur bisa menikmati momen ini. Tidak ada perayaan besar atau gemerlap mewah, tapi kebersamaan dengan teman-teman kos ini lebih dari cukup untuk membuat malam tahun baru saya istimewa.

Mengobrol Hingga Subuh

Setelah kembang api usai, kami kembali duduk melingkar di teras kos. Sisa makanan dari bakar-bakaran masih cukup banyak, jadi kami melanjutkan acara makan sambil berbagi cerita. Entah bagaimana, obrolan mulai beralih ke topik yang lebih dalam.

dari obrolan yang serius hingga obrolan yang lucu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun