Siapa bilang anak berkebutuhan khusus tidak bisa beraktivitas dan tidak bisa jadi apa-apa?
Keraguan terkait keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus telah terpecahkan oleh sejumlah prestasi yang ditorehkan oleh mereka, terutama dicabang olahraga meskipun dengan banyak keterbatasan.
Tidak sedikit anak berkebutuhan khusus yang mengikuti perlombaan bahkan dikancah internasional. Benar memang, bahwa anak berkebutuhan khusus tidak lagi diremehkan atau di diskriminasi di negeri ini, karena kesadaran masyarakat terhadap berharganya setiap anak yang lahir didunia termasuk hak-hak setiap anak yang sama terutama pemberian pendidikan.
Dengan adanya kesadaran masyarakat tersebut menjadikan banyak lembaga yang bersedia menaungi anak-anak berkebutuhan khusus yang kemudian diberikan pendidikan serta mengembangkan bakat-bakat dari anak tersebut. Terdapat lembaga sosial maupun pendidikan yang memfasilitasi anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat meraih prestasi.
Beberapa anak berkebutuhan khusus mengikuti perlombaan dibidang olahraga pada cabang olahraga bulutangkis, mereka sebagian anak berkebutuhan khusus tunadaksa. Tunadaksa adalah anak dengan kelainan atau anak yang mengalami gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuromuscular, gangguan pada struktur tulang yang bersifat bawaan, seperti karena sakit, kelahiran bayi cacat, akibat kecelakaan, lumpuh dan sejenisnya.
Anak dengan gangguan tersebut memiliki keterbatasan pada saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, bahkan untuk mengurus dirinya sendiri. Tunadaksa memiliki dua fase yang pertama sedang, dimana gangguan ini mengakibatkan keterbatasan aktivitas motoric dan gangguan pada koordinasi sensorik. Kemudian fase berat, dimana gangguan yang terjadi adalah memiliki keterbatasan total pada gerakan fisiknya, bisa dibilang mengalami kelumpuhan dan juga tidak dapat mengontrol gerakan fisik.
Setelah memahami gangguan yang terjadi pada beberapa atlet bulutangkis tersebut, sepertinya tidak mungkin bisa namun pada faktanya mereka bisa memenangkan beragam piagam serta penghargaan lainnya.
Hal yang kebanyakan orang mengatakan mustahil namun peristiwa tersebut benar adanya. Tentu saja dengan proses yang tidak singkat dan mudah. Butuh bimbingan latihan yang optimal. Dukungan dari masyarakat yang pada akhirnya dapat mewujudkan pendidikan, pengasuhan anak berkebutuhan khusus seperti adanya keberadaan Sekolah Luar Biasa (SLB), sekolah inklusi, lembaga-lembaga sosial yang menaungi anak berkebutuhan khusus, rumah atau panti yang menaungi anak berkebutuhan khusus.
Di tempat-tempat tersebutlah anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan bimbingan, pengembangan bakat, latihan dan hingga bisa menjadi prestasi dibidangnya. Tidak sedikit juga sebuah komunitas difabel yang menyumbangkan keahliannya dalam perlombaan hingga di kancah internasional. Beberapa perlombaan cabang olahraga sudah melirik kehebatan bakat yang dimilki oleh anak berkebutuhan khusus. Banyak perlombaan yang dilaksanakan khusus untuk anak berkebutuhan khusus.
Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama seperti anak normal lainnya dalam pendidikan khususnya terkait pengembangan bakat. Anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak untuk berkompetisi dengan bakat yang mereka miliki. Hal ini membuktikan bahwa semua anak memiliki hak yang sama dan patut dihargai. Tidak ada alasan lagi bagi kita untuk meremehkan bahkan mendiskriminasi anak-anak berkebutuhan khusus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H