Mohon tunggu...
Triayu Alami
Triayu Alami Mohon Tunggu... Diplomat - Belajar menulis

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghadapi Anak dengan Temperamen Sulit?

3 Maret 2019   14:20 Diperbarui: 3 Maret 2019   15:18 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hai sobat, kali ini saya akan mengulik kembali mengenai temperamen, lanjutan tulisan saya yang sebelumnya. 

Seperti dalam tulisan saya sebelumnya bahwa temperamen adalah gaya perilaku dan cara berespon yang bersifat individual. Pada tulisan saya sebelumnya juga mengulas tentang klasifikasi temperamen menurut para psikiater, yaitu temperamen mudah, temperamen sulit dan temperamen rendah. Kali ini saya akan mengulas lebih dalam tentang temperamen sulit karena anak dengan temperamen sulit sangat berbahaya, berwatak sangat sulit dimengerti, apabila mendapat suatu masalah, pertanyaan, kemarahan dari orang lain dia akan terus diam saja.

Anak dengan temperamen sulit memiliki ciri-ciri yaitu memiliki mood yang intens dan seringnya negatif. Sering menangis dengan suara keras dan lama, namun jika tertawa juga sangat berekspresif atau terbahak-bahak dengan suara keras pula. Anak dengan suasana negatif, tergolong anak yang sulit diatur dalam hal apapun, kadang-kadang tidak bisa dimengerti kondisi suasana hatinya, anak yang akan selalu diam dengan setiap keadaan yang melibatkannya.

Ketika suasana hatinya mengalami masalah yang buruk maka ia akan meluapkan seluruh emosinya. Anak yang sangat keras kepala. Makan serta tidur pun tidak teratur, lambat dalam menerima jenis makanan baru, suka curiga terhadap orang asing, reaksi terhadap frustasi berupa tantrum, lambat dalam menysuaikan diri dengan rutinitas atau peraturan baru.

Ciri-ciri di atas terdapat pada diri kakak laki-laki kandung saya, dia akan terus diam saja apabila ditanya atau ditegur oleh ibu saya. Dalam kondisi benar atau salah dia selalu diam saja tidak akan menjawab, sangat sulit mengajaknya bicara. Jika dia marah atau tidak menerima pada suatu kondisi tertentu maka dia akan meluapkan kemarahannya dengan meninggalkan rumah dan tak mau pulang. Setiap hari selalu pro-kontra dengan ibu saya.

Ibu saya tidak tahu tentang temperamen itu apa dan bagaimana cara yang benar untuk meresponnya, yang sering terjadi adalah ketika kakak saya sedang marah justru ibu saya juga memarahinya. Ibu saya orang yang tegas dan jika terdapat kesalahan sedikit maka ibu akan marah. Jika itu semua sudah terjadi maka kakak saya tidak mau berbicara dengan ibu dan pasti keluar rumah bahkan sampai berhari-hari.

Kakak saya merasa tidak ada zona nyaman lagi dirumah. dia merasa tidak ada orang yang sayang padanya. Karena sifat keras kepalanya dia sangat berani untuk mengambil keputusan walaupun bahkan keputusannya salah.

Kesalahan ibu saya seperti juga yang sering dilakukan oleh orang tua lainnya adalah tidak mengerti tentang cara merespon yang baik terhadap setiap masing-masing jenis temperamen pada anak. Begitu fatalnya saat dewasa jika salah dalam  merespon temperamen khususnya pada anak dengan temperamen sulit.

Seharusnya merespon anak dengan temperamen sulit harus perlahan-lahan, sabar, pengertian, penuh kasih sayang, tidak keras pada anak, tidak boleh memaksakan anak. Bukan semakin menghancurkannya dengan kemarahan orang tuanya, jika itu yang terjadi maka anak akan meluapkan kemarahannya dengan sesuatu yang berbahaya dan akan melakukan segala cara yang dia inginkan. 

Seperti dalam tulisan saya pada artikel sebelumnya. Bahwa model pengasuhan yang harus dilakukan oleh orang tua dalam merespon temperamen anak yang berbeda adalah harus memiliki kepekaan terhadap masing-masing karakteristik seorang anak, fleksibel dalam berespon terhadap karaktristik-karakteristik ini, menghindari menerapkan label negatif  pada anak. Merespon temperamen anak harus penuh kehati-hatian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun