Mohon tunggu...
Tri Ayu Pujiani
Tri Ayu Pujiani Mohon Tunggu... -

nama: Tri Ayu Pujiani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Pilu DiBalik Lucunya Ayam Rainbow

3 Januari 2017   23:57 Diperbarui: 4 Januari 2017   00:50 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Instagram.com/faktanyagoogle

Kalian pasti tau kan apa itu anak ayam rainbow? Ayam rainbow atau yang lebih dikenal dengan ayam pelangi dan ayam warna warni ini memang sering dijajahkan di pasaran, biasanya ayam ini di pasarkan di depan SD atau SMP.

Warna yang beragam disertai dengan tubuh mungil dari si ayam membuat konsumen khususnya anak kecil lebih cenderung tertarik untuk membelinya. Ayam yang biasa digunakan bukanlah ayam dewasa melainkan anak ayam yang baru menetas sekitar 3 atau 4 hari. Biasanya jenis anak ayam yang di jajakan untuk dijadikan ayam rainbow ini adalah jenis anak ayam sayur, yang notabennya bertubuh gempal, menggemaskan serta memiliki bulu lembut dan halus.

Namun dibalik itu semua ternyata terdapat kisah pilu yang sangat mengerikan, dan apabila kalian menontonnya maka kalian pasti akan merasa sangat simpati terhadap anak ayam tersebut, dan bahkan mungkin akan timbul perasaan tak tega melihatnya (itu yang saya rasakan).

Warna yang ada pada tubuh anak ayam rainbow bukanlah warna alami yang mereka punya, melainkan warna buatan yang diberikan oleh manusia agar anak ayam terlihat menarik dan bisa menarik perhatian konsumen untuk membelinya. Namun apakah kalian tahu proses ketika anak ayam itu diwarnai dengan sangat keji dan tidak berperikehewanan?

Ya sangatlah kejam memang orang yang melakukan hal seperti itu, hewan memang bukan manusia, namun hewan pun memiliki perasaan. Mereka juga patut disayangi dan di jaga layaknya makhluk hidup lainnya. Khususnya untuk anak ayam yang baru menetas seorang oknum tak bertanggung jawab ini  mewarnai tubuh mereka dengan cara yang sangat tidak bermoral.

Pertama, oknum bersangkutan  menaruh beberapa anak ayam kedalam wadah yang sudah tersedia. Jika kalian melihatnya maka kalian akan sangat miris, kenapa? Karna dalam vidio itu anak ayam di lempar dengan tidak menggunakan perasaan dan juga di kumpulkan dalam satu wadah yang cukup sempit.

Kedua, Oknum bersangkutan memberikan warna kepada anak ayam. Memberikan warna kepada anak ayam? Mendengarnya saja kita sudah berfikir dua kali, bagaimana caranya? Ternya dibalik indahnya warna pada ayam rainbow dalam prosesnya orang itu mencampurkan pewarna tekstil ke bagian tubuh si anak ayam dengan menaburkannya secara acak. Sungguh perilaku yang tidak patut untuk dicoba dan dicontoh yah kawan -_-.

Ketiga, oknum yang bersangkutan mengaduk rata ayam dengan warna yang telah ditaburkan. Mendengar kata itu saja kita pasti sudah terheran heran bukan? Bagaimana ayam hidup hidup bisa di aduk dengan pencampuran warna? Memangnya mereka adonan roti atau kue?. Ya oknum yang tidak bertanggung jawab ini melakukannya seolah dia sedang mencampurkan pewarna makanan kepada kuenya, namun bedanya ia mencampur pewarna tekstil kepada tubuh anak ayam. Keji betul kan?

Terakhir, menjemur anak ayam yang sudah diwarnai di bawah terik panas matahari. Kata menjrmur lazimnya dipakai untuk kalimat "menjemur pakaian atau menjemur ikan asin), namun kali yang kuta lihat menjemur anak ayam yang sudah diwarnai dengan keji tadi dibwah sinar matahari. Apa pula tuhh? Apakah hal tersebut patut dilakukan? Tentu sangat amat tidak patut bukan? 

Step by step pewarnaan ayam rainbow tersebut menggambarkan penistaan terhadap hewan, kita sebagai manusia yang diberikan akal pikiran oleh yang maha kuasa harusnya sudah tau apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak, maka dari itu jangan lakukan hal semena mena hanya karena kita lebih unggul dari ada mahluk Allah yang lainnya.

Peringatan!!!!! Jangan mencoba step yang disebutkan diatas, karena itu bukanlah contoh yang patut untuk ditiru namun contoh yang patut untuk kita prihatini. Sayangi hewan, jangan jadikan hewan sebagai makhluk yang tak berdaya, dan jangan jadikan mereka sebagai mainan atau barang penghibur saja, karena mereka juga memiliki perasaan sama seperti manusia hanya saja tidak diberikan akal yang sempurna seperti manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun