Dalam rangka memperingati Hari Primata Nasional yang jatuh setiap tanggal 30 Januari, Yayasan Planet Urgensi Indonesia (YPUI) menyelenggarakan kegiatan pelatihan menulis dan jurnalis trip ke habitat satwa endemic, bekantan (Nasalis larvatus). Acara ini berlangsung pada 8-10 Januari 2025, melibatkan enam jurnalis terpilih dari berbagai media di Kalimantan Timur. Melalui pelatihan ini, para peserta diajak mendalami isu konservasi bekantan dan mangrove serta meningkatkan keterampilan jurnalistik untuk mendukung penyebaran informasi berbasis data dan fakta. Dalam coaching klinik, Penulis mendapat tugas memberikan materi tentang bekantan sebagai satwa endemic yang hidup di hutan mangrove.
Pembekalan Materi bagi Jurnalis
Dalam upaya untuk memberikan bekal berupa materi terkait bekantan kepada para peserta pelatihan. Kegiatan dimulai dengan di Hotel Midtown Samarinda pada pagi hari tanggal 8 Januari 2025. Suasana ruang pertemuan hotel terasa hangat oleh semangat para jurnalis yang hadir. Mereka adalah hasil seleksi ketat yang dilakukan oleh YPUI, menunjukkan komitmen mereka terhadap isu lingkungan.
Sesi pertama kegiatan diberikan penjelasan tentang program YPUI di Indonesia yang disampaikan oleh Reonaldus, S.Hut., M.Sc., selaku Direktur YPUI. Menurut Reo, Yayasan Planet Urgensi Indonesia (YPUI) adalah lembaga non-pemerintahan yang fokus bekerja untuk rehabilitasi ekosistem mangrove, termasuk kampanye perlindungan keanekaragaman hayati di dalamnya. YPUI merupakan mitra utama Planete Urgence, yaitu sebuah lembaga non-profit yang fokus bekerja pada isu lingkungan yang berpusat di Prancis.
Pengenalan Bekantan dan Mangrove
Pada kesepamtan ini, Penulis berbagi informasi tentang bioekologi bekantan (Nasalis larvatus) yang merupakan bidang kepakarannya. Bekantan, primata endemik Kalimantan, dikenal dengan hidung besar dan unik pada jantan dewasa. Bekantan memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem mangrove. Mereka menyebarkan biji-bijian yang membantu regenerasi pohon. Namun, bekantan menghadapi ancaman serius, termasuk hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan dan perburuan.
Dalam sesi ini, Peserta juga diajak memahami bioekologi bekantan terkait dengan kebiasaan unik, seperti berenang melintasi sungai untuk mencari pakan, system pencernaannya yang rumit dan perilaku sosialnya yang menarik.
Mangrove sebagai salah satu habitat utama bekantan sekaligus berperan sebagai benteng alami dari abrasi pantai.