Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Benteng Bukit Kursi: Pertahanan Kesultanan Melayu Melawan Kolonialisme

9 November 2024   06:15 Diperbarui: 9 November 2024   06:31 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Bukit Kursi di Pulau Penyengat menjadi salah satu spot wisata di Kepulauan Riau (Dok Pribadi) 

Pulau Penyengat di Kepulauan Riau adalah harta karun sejarah yang tak ternilai bagi masyarakat Melayu. Di pulau kecil ini, tidak hanya berdiri Masjid Sultan Riau yang megah, tetapi juga peninggalan pertahanan kolonial yang terkenal, yaitu Benteng Bukit Kursi. Benteng Bukit Kursi adalah situs yang harus dihargai dan dipertahankan keberadaannya. Benteng ini merupakan simbol dari perlawanan bangsa Melayu terhadap kolonialisme dan strategi pertahanan Kesultanan Riau-Lingga pada abad ke-19. Di puncak bukit, sejarah dan alam berpadu memberikan pengalaman yang mengesankan bagi para pengunjung.

Sejarah Benteng Bukit Kursi

Benteng Bukit Kursi dibangun pada awal abad ke-19 sebagai bagian dari sistem pertahanan Kesultanan Riau-Lingga. Dalam masa itu, wilayah Kepulauan Riau merupakan pusat kebudayaan dan perdagangan Melayu, sekaligus pusat kekuasaan Kesultanan Riau-Lingga. Kesultanan ini merupakan kekuatan besar yang terusik oleh kehadiran kekuatan kolonial Belanda, yang berusaha menguasai wilayah strategis ini demi kepentingan perdagangan dan militernya.

Meriam mengarah ke lepas pantai, selalu siaga saat ada ancaman dari laut (Dok pribadi) 
Meriam mengarah ke lepas pantai, selalu siaga saat ada ancaman dari laut (Dok pribadi) 

Benteng ini dibangun di titik tertinggi Pulau Penyengat agar memiliki pandangan yang luas dan tidak terhalang ke perairan di sekitarnya; sehingga segala bentuk ancaman dari kapal-kapal kolonial dapat terlihat dengan jelas. Bukit Kursi menjadi benteng terakhir Kesultanan Riau dalam mempertahankan diri dari serangan kolonial, dan juga menjadi simbol keteguhan serta perlawanan bangsa Melayu dalam mempertahankan kedaulatan wilayah mereka. Dalam catatan sejarah, benteng ini bahkan digunakan sebagai pos observasi untuk memantau aktivitas laut dan sebagai tempat perlindungan masyarakat saat terjadi konflik.

Meriam di salah satu sudut puncak Bukit Kursi (Dok Pribadi)
Meriam di salah satu sudut puncak Bukit Kursi (Dok Pribadi)

Kondisi Benteng di Puncak Bukit Kursi

Benteng Bukit Kursi yang terletak di puncak bukit memang tidak sebesar benteng-benteng batu yang ada di pulau-pulau lain, tetapi sisa-sisa benteng ini tetap memancarkan aura sejarah yang kuat. Setelah mendaki melalui jalur setapak yang cukup menanjak, pengunjung akan menemukan reruntuhan benteng yang masih cukup kokoh. Dinding-dinding parit dari susunan batu dengan formasi sederhana memperlihatkan keteguhan konstruksi asli yang sebagian besar dibangun dari batu-batu yang diambil langsung dari wilayah sekitar.

Di sekitar benteng ini, terdapat beberapa bekas pondasi bangunan serta tempat observasi yang digunakan para prajurit untuk mengawasi pergerakan kapal-kapal musuh. Kondisinya memang tidak sempurna, namun bukti-bukti keberadaan benteng ini masih terlihat. Selain itu, pada empat penjuru terdapat juga meriam kuno yang menghadap langsung ke laut sebagai pengingat bahwa tempat ini pernah menjadi pertahanan strategis bagi Kesultanan Riau-Lingga. Dari logi yang terpahat pada meriam, nampak bahwa meriam itu adalah peninggalan pada zaman VOC.

Meriam peninggalan VOC (Dok Pribadi)
Meriam peninggalan VOC (Dok Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun