Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hidung Bekantan Menjadi Panjang: Apakah Dia Sering Berbohong?

4 November 2024   08:59 Diperbarui: 4 November 2024   09:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok bekantan dengan satu jantan dewasa (Photo: Tri Atmoko)

Jika kita melihat hidung besar pada bekantan jantan dewasa dari sudut pandang hormonal, ini bisa dikaitkan erat dengan perubahan hormonal yang mendukung perkembangan ciri seksual sekunder dan status kepemimpinan dalam kelompok. Hormon, terutama testosteron, memainkan peran penting dalam mengatur perkembangan fisik dan perilaku yang mendukung dominasi dan daya tarik pada bekantan jantan dewasa.

  • Peran Testosteron dalam Pertumbuhan Hidung

Penelitian pada beberapa spesies primata menunjukkan bahwa testosteron, hormon seks utama pada jantan, berkaitan erat dengan perkembangan ciri fisik sekunder, termasuk ukuran hidung. Testosteron tidak hanya memengaruhi otot dan kekuatan tubuh, tetapi juga mendorong perkembangan fitur-fitur fisik yang menonjol, seperti hidung besar pada bekantan jantan. Jantan yang memiliki tingkat testosteron lebih tinggi cenderung memiliki hidung yang lebih besar, yang menjadi salah satu indikator visual dominasi.

Pada bekantan, hidung besar ini mulai berkembang seiring dengan peningkatan kadar testosteron saat mencapai kedewasaan. Ini adalah fase di mana mereka mempersiapkan diri untuk bersaing mendapatkan posisi dominan atau pemimpin dalam kelompok. Dengan demikian, hidung besar yang didorong oleh hormon juga menjadi simbol kedewasaan seksual dan kesiapan untuk bersaing dalam kelompok.

Sebagai pemimpin atau jantan dominan, bekantan jantan yang memiliki hidung besar biasanya juga memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi, yang memengaruhi perilaku mereka menjadi lebih agresif dan protektif terhadap kelompok. Hormon ini mendorong perilaku yang berhubungan dengan kepemimpinan, seperti kemampuan mempertahankan wilayah, melindungi kelompok dari ancaman, serta bersaing dengan jantan lain yang mencoba mengganggu statusnya.

Testosteron juga memengaruhi perilaku sosial jantan dominan dengan cara yang strategis. Sebagai pemimpin, mereka cenderung lebih waspada dan siap menunjukkan sikap agresif jika diperlukan untuk mempertahankan status atau melindungi kelompok.

  • Testosteron dan Daya Tarik Seksual bagi Betina

Hormon testosteron juga mendorong daya tarik seksual jantan dewasa terhadap betina. Bekantan betina cenderung memilih pasangan dengan ciri-ciri yang menonjol, termasuk hidung besar, yang menjadi tanda keberadaan hormon tersebut pada jantan. Betina secara alami akan tertarik pada jantan dengan kadar testosteron tinggi, karena hal itu menandakan kesehatan, vitalitas, dan kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang kuat.

Hormon ini memengaruhi penampilan fisik jantan, termasuk warna dan kondisi tubuh, yang menjadi sinyal visual bagi betina. Hidung besar dan ciri fisik lain yang menonjol menjadi bagian dari "iklan" bagi para jantan, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya cukup kuat untuk bertahan hidup tetapi juga cukup dominan untuk mengamankan posisi kepemimpinan.

  • Keseimbangan Hormon dan Kerentanan Sosial

Meskipun kadar testosteron tinggi dapat memberikan keunggulan dalam hal dominasi, hal ini juga menimbulkan risiko bagi bekantan jantan. Kadar testosteron yang tinggi cenderung meningkatkan perilaku agresif, yang dapat memicu konfrontasi fisik dengan jantan lain.

Di alam, konfrontasi berisiko tinggi ini dapat mengakibatkan cedera atau kehilangan status, terutama bagi jantan yang mendekati puncak atau melewati puncak kekuatannya. Oleh karena itu, bekantan jantan dewasa harus menjaga keseimbangan antara menunjukkan dominasi dan menghindari konflik yang berlebihan, di mana hidung besar sebagai simbol dominasi sering kali cukup sebagai peringatan tanpa harus bertarung.

Ukuran hidung besar pada bekantan jantan dewasa kemungkinan besar dan Panjang ternyata bukan karena dia sering berbohong. Hal tersebut merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk seleksi seksual, fungsi resonansi suara, korelasi dengan ukuran tubuh, fungsi sosial dalam kelompok serta factor hormonal.

Hidung besar ini adalah salah satu contoh bagaimana adaptasi morfologis pada primata dapat berkembang bukan hanya untuk kebutuhan fisiologis, tetapi juga untuk kebutuhan sosial dan reproduktif. Melalui evolusi, hidung besar pada bekantan jantan telah berkembang menjadi ciri khas yang tidak hanya mencerminkan kondisi fisik dan dominasi sosial, tetapi juga memainkan peran penting dalam interaksi dan seleksi seksual di habitat alaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun