3. Korelasi dengan Ukuran Tubuh dan Kondisi Fisik
Studi morfometrik menunjukkan bahwa hidung besar bekantan jantan juga berkorelasi dengan ukuran tubuh dan status kondisi fisik. Bekantan jantan yang lebih besar cenderung memiliki hidung yang lebih panjang dan besar, menandakan bahwa ukuran hidung mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh seleksi seksual, tetapi juga oleh faktor pertumbuhan yang berkaitan dengan kondisi fisik.
Individu dengan kondisi fisik yang baik biasanya lebih berhasil dalam bertahan hidup dan berkembang biak, sehingga hidung besar dapat menjadi indikator tidak langsung dari kesehatan dan kekuatan fisik. Penelitian juga menunjukkan bahwa semakin besar hidung jantan dewasa biasanya juga memiliki betina anggota kelompoknya dalam jumlah lebih banyak.
4. Efek Pengaturan Suhu
Meskipun ini adalah hipotesis yang memerlukan penelitian lebih lanjut, beberapa ilmuwan mengajukan bahwa hidung besar mungkin berfungsi dalam pengaturan suhu tubuh. Hidung besar menyediakan area permukaan tambahan yang dapat membantu mendinginkan atau menghangatkan udara sebelum masuk ke paru-paru, sehingga dapat menjadi adaptasi fisiologis dalam lingkungan tropis lembap Kalimantan.
5. Simbol Status Sosial dalam Kelompok
Selain sebagai daya tarik bagi betina, hidung besar pada bekantan jantan juga bisa berfungsi sebagai simbol status sosial dalam kelompoknya. Dalam beberapa spesies primata, ukuran dan bentuk tubuh yang menonjol pada jantan dapat membantu mengurangi agresi di antara jantan.
Dengan memiliki hidung yang besar, bekantan jantan dapat mengintimidasi pesaing tanpa perlu melakukan konfrontasi fisik, yang secara evolusioner menguntungkan karena mengurangi risiko cedera.
Hal tersebut juga terjadi pada gorilla, Dimana Jantan dewasa dominan akan memiliki warna punggung keperakan, sehingga sering sisebut sebaagai Si-punggung perak. Namun saat jantan dewasa tersebut sudah tidak menjadi dominan lagi maka warna keperakan tersebut akan memudah menjadi kehitaman.
Sudut pandang Hormonal