Di tengah meningkatnya ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan lingkungan, pendidikan konservasi alam bagi kaum muda di Indonesia semakin mendesak.
Dampak degradasi lingkungan dan kepunahan satwa memiliki konsekuensi serius bagi masa depan, baik bagi ekosistem maupun bagi kehidupan manusia. Ketika habitat rusak akibat deforestasi, polusi, dan perubahan iklim, keanekaragaman hayati mengalami tekanan besar, menyebabkan banyak spesies terancam punah.Â
Kehilangan satwa liar tidak hanya mengganggu keseimbangan ekosistem, tetapi juga mengancam berbagai layanan ekosistem yang vital bagi manusia, seperti penyediaan air bersih, penyuburan tanah, dan polinasi tanaman.
Ketika satwa pengatur rantai makanan menghilang, rantai ekologi menjadi terganggu, dan dampaknya dapat menjalar hingga mempengaruhi ketahanan pangan, kesehatan, dan ekonomi.Â
Jika degradasi lingkungan dan kepunahan satwa terus berlangsung tanpa upaya perlindungan yang memadai, generasi mendatang akan mewarisi planet yang semakin terdegradasi dan rapuh, yang akan memperumit upaya pemulihan lingkungan serta mengancam kualitas hidup mereka.
Tanpa kesadaran dan pemahaman yang kuat tentang pentingnya menjaga alam, generasi mendatang akan menghadapi dampak yang lebih berat akibat degradasi lingkungan.Â
Oleh karena itu, pendidikan konservasi alam sejak dini menjadi krusial, bukan hanya untuk menanamkan pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan.
Membekali kaum muda dengan pemahaman ini akan mendorong mereka menjadi generasi yang siap menjaga, melindungi, dan merawat kekayaan alam Indonesia demi keberlanjutan hidup yang lebih baik.
Mengapa Generasi Muda?