Jika kita berkunjung ke Kota Samarinda kita akan menjumpai sebuah bangunan iconic di sekitar tepian Mahakam. Sebuah bangunan masjid megah bergaya Timur Tengah menjulang di kota Samarinda. Itulah Masjid Baitul Muttaqiem, yang merupakan bagian dari kompleks Ismalic Center Samarinda. Lokasinya berada di Jalan Slamet Riyadi menghadap tepat ke Sungai Mahakam.Â
Seperti halnya masjid-masjid pada umumnya masjid ini juga dilegkapi dengan tujuh menara. Tinggi menara bervariasi, yang paling tinggi adalah 99 meter. Jumlah tersebut menggambarkan jumlah Asmaul Husna, nama-nama Allah yang berjumlah 99. Sehingga nama menara utama ini dikenal dengan Menara Asmaul Husna. Setiap sudut bangunan terdapat menara  setinggi 70 meter, dan pada pintu masuk juga dilengkapi dengan dua menara setinggi 50 meter.
Keberadaan menara utama menjadi salah satu daya tarik wisata religi yang sangat diminati. Pasalnya dari ketinggian menara ini kita akan bisa melihat kota Samarinda dari atas, karena hampis semua penjuru kota nampak dari ketinggian ini. Dan yang paling eye caching adalah panorama Sungai Mahakam dengan berbagai jenis dan ukuran kapal-kapal yang hilir mudik di sepanjang sungai.Â
Untuk mencapai puncak menara utama ini kita tidak perlu capek-capek mendaki tangga seperti menara pada umumnya, karena sudah disediakan lift untuk menaikinya. Tentu dengan dikenakan biaya untuk itu.
Di bagian depan lantai dasar sebelum naik ke lantai dua masjid utama terdapat sebuah bedug raksasa yang terbuat dari kayu utuh dan kulit sapi. Keberadaannya cukup menyita perhatian dengan ukuran bentuk bedug yang unik. Seperti halnya masjid-masjid umumnya di Nusantara keberadaan beduk sangat penting sebagai symbol dan pengingat akan jatunya waktu menunaikan sholat lima waktu. Â
Masuk ke dalam ruang utama masjid seperti memasuki ruangan yang sangat luas dibawah kubah raksasa di atasnya. Ornament yang senada melingkupi sebagian besar bagian masjid, mulai dari hiasan kubah, pintu, pagar, berbagai hiasan dan lampu.
Sebenarnya kompleks masjid didisain tidak hanya sebagai masjid untuk sholat berjamaah, namun sebagai pusat aktivitas umat lainny. Selain masjid utama yang berada di lantai dua, di lantai bawah digunakan untuk kegiatan keagamaan lainnya, aula dan ruang lainnya seperti perpustakaan.
Masjid ini memiliki kapasitas jamaah sebanyak 40 ribu jamaah, meliputi masjid utama yang dapat menampung 20 ribu jamaah, Â di lantai Mezzanine 10 ribu jamaah, dan plaza dalam menampung 10 ribu jamaah. Untuk keperluan bersuci, telah disediakan sebanyak 18 unit tempat wudlu terbuka di sekitar masjid, lengkap dengan toilet yang memadai.
Untuk mampu menampung kendaraan para Jemaah, Islamic Center juga dipersiapkan tempat parkir yang memadai, meliputi basement yang mampu menampung 200 mobil dan 138 motor, sedangkan tapaknya mampu menampung 391 mobil dan 430 motor.
Pencanangan pembangunan Islamic Center telah dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak KH. Abdurrahman Wahid pada tahun 2000. Selanjutnya pembangunan dilakukan oleh PT. Total Bangun Persada dan diresmikan pada tahun 2008 oleh Presiden Republik Indonesia kala itu, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono.