Satwa liar pemakan buah sudah sejak lama diyakini berperan dalam menyebarkan biji-bijian di dalam hutan. Buah yang jatuh di bawah pohon induknya seringkali mengalami kesulitan untuk bisa berkecambah dan tumbuh dengan baik. Buah-buah tersebut kekurangan cahaya, karena cahaya matahari terhalang oleh tajuk pohon induk. Hal ini menyebabkan buah dan bijinya akan mengalami pembusukan dan hancur menjadi tanah.
Hewan pemakan buah seperti orangutan, owa-owa, dan berbagai jenis burung akan memakan buah dan mencerna daging buahnya. Terus bagaimana dengan bijinya? Bijinya akan terbawa melalui kotorannya dan akan tersebar jauh dari pohon induk ke berbagai penjuru hutan.Â
Tapi bagaimana dengan satwa primate pemakan daun (leaf eater) seperti bekantan? Apa peranan satwa nyentrik dengan tubuh dan hidung besar dengan balutan rambut kemerahan ini?Â
Meskipun bekantan sebagian besar pakannya adalah dedaunan, namun dia juga memakan buah-buahan. Buah yang dimakan adalah buah muda dan porsinya lebih sedikit dibandingkan dedaunan. Hal itulah yang menyebabkan kebanyakan orang under-estimate terhadap peran bekantan dalam menyebarkan biji-bijian dalam hutan.
Namun, keraguan akan peran ekologi bekantan dalam membantu regenerasi hutan terjawab sudah. Kolaborasi tim peneliti bekantan dari Belgia, inggris, dan Malaysia telah memberikan jawaban atas hal tersebut. Melalui hasil penelitiannya yang terbit di jurnal international bereputasi, Primates, tahun 2019 membuktikan bahwa bekantan juga berperan dalam menyebarkan biji-bijian di dalam hutan.
Penelitian yang dilakukan selama 14 bulan di Lower Kinabatangan Wildlife Sanctuary, Valentine Thiry dan tim telah mengumpulkan sebanyak 201 sampel kotoran bekantan. Seluruh biji-bijian di dalam kotoran disaring dan dicuci untuk diidentifikasi jenis tumbuhannya. Sebanyak 77% sampel di antaranya mengandung biji yang utuh.Â
Hasil identifikasi menunjukkan adanya biji dari lima jenis tumbuhan ada di dalam kotoran bekantan. Namun sayang tiga jenis biji-bijian lainnya tidak teridentifikasi jenis tumbuhannya. Biji  jenis Nauclea spp. paling banyak ditemukan di dalam kotoran bekantan. Setelah dilakukan perkecambahan, ternyata biji dari semua jenis dapat tumbuh kecuali satu jenis saja, yaitu jenis Antidesma puncticulatum.
Analisis lebih lanjut terhadap biji Nauclea spp. menunjukkan bahwa biji tumbuhan yang ada di dalam kotoran bekantan memiliki kemungkinan berkecambah lebih tinggi dan waktu berkecambah lebih cepat dibandingkan biji yang digunakan sebagai kontrol.Â
Hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa saat berada di dalam system pencernaan bekantan, biji-biji mengalami proses skarifikasi baik secara mekanik maupun enzymatis. Sehingga saat keluar bersama kotoran bekantan proses perkecambahan lebih cepat dibandingkan biji yang tidak melalui pencernaan bekantan. Skarifikasi adalah proses awal yang sering dilakukan terhadap biji sebelum dikecambahkan agar proses perkecambahan berjalan lebih cepat.
Tidak diragukan lagi, ternyata bekantan tidak hanya bertampang keren saja namun berperan penting dalam membantu pemulihan kelestarian kondisi hutan. Setidaknya mereka sebagai agen penyebar biji dari beberapa jenis tumbuhan. Membuat hutan riparian tetap lestari sebagai penjaga tepi sungai dan sebagai sumber kehidupan berbagai makhluk.