Mohon tunggu...
T. Astari
T. Astari Mohon Tunggu... Freelancer - -

Seorang bibliophile yang sedang dalam proses menulis, ingin menjelajahi pengalaman, belajar, dan berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Romantisasi Hidup": Kebahagiaan Vs Kesehatan Mental

27 Maret 2024   07:53 Diperbarui: 27 Maret 2024   08:03 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Referensi:

Dhiza Nurhanifah, Fathia Majida Thoyyib, Liza Hasna Naziha, & Lutfi Fauzan. (2023). Gambaran Romantisasi Kesehatan Mental pada Siswa Kelas VIII di MTsN 1 Kota Malang. Prosiding SEMDIKJAR (Seminar Nasional Pendidikan Dan Pembelajaran), 6, 1952–1962. Retrieved from https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/semdikjar/article/view/3987

Loyensya, Erchi Ad’ha. (2021). Meromantisisasi Gangguan Mental dan Menganggapnya Estetik, Wajarkah? https://www.its.ac.id/news/2021/10/07/meromantisisasi-gangguan-mental-dan-menganggapnya-estetik-wajarkah/

Nityantari, Putu. (2022). Meromantisasi Hidup, Why Not?.
https://medium.com/@nityantariputu/meromantisasi-hidup-why-not-33d8625cf624

Yusainy, C., & Rachmayani, D. (2023). Psikoedukasi Deromantisasi Gangguan Mental pada Komunitas Online. Jurnal Pengabdian UNDIKMA, 4(2), 291. https://doi.org/10.33394/jpu.v4i2.7060

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun