Mohon tunggu...
tri asmoko aripan
tri asmoko aripan Mohon Tunggu... -

sederhana, bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemerdekaan yang Terbungkam

18 Januari 2016   16:23 Diperbarui: 18 Januari 2016   18:43 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sini, di negeri ini
Negeri yang mungkin adalah cipratan surga
Semua orang berlomba
Merangkai semua atas nama dia
Lalu ditulisnya di batu prasasti nama dia

Mereka berebut kuasa
Mereka berebut harta
Mereka berebut surga

Sungguh mereka lupa
Kuasa mereka mengerdilkan yang lainnya
Kaya mereka memiskinkan yang lainnya
Surga mereka neraka bagi yang lainnya

Negeri ini memang begini, sedari dulu
Menang sambil menghina
Kalah sambil mengepal dendam

Tak berhenti mengeja rindu
Mereka tak henti pula merapal mantra
Abstraksi rasa cipta dan karsa mereka menyesatkan lainnya

Hatta…kami merindumu
Meleburlah bersama kami dan pemikiran kami
Agar tak lagi berkuasa dengan cara mengkerdilkan lainnya
Agar tak lagi kaya dengan cara memisikinkan lainnya

Negarawan, budayawan, ilmuwan, dan penggagas kemaslahatan kemasyarakatan lainnya
Seperti hanya diberi ruang tamu sebuah rumah di tengah kota
Ada tapi tak terdengar
Terdengar lalu diredam
Ada tapi tak Nampak
Nampak lalu disamarkan
Lalu dikerdilkan lalu dipenjara
Ya dipenjara
Mereka dipenjara di ruang tamu itu
Dipenjara di dalam Kemerdekaan yang terbungkam

 

@trias_sejagad

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun