Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% akan menimbulkan tantangan baru bagi masyarakat. Kebijakan ini ditempuh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara dan mendukung pembangunan. Namun kenaikan PPN bisa berdampak langsung pada kenaikan harga barang dan jasa sehingga melemahkan daya beli masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.
Untuk menghadapi situasi ini, masyarakat perlu lebih memperhatikan pengelolaan keuangan. Solusi yang tepat adalah dengan menerapkan prinsip frugal living atau gaya hidup hemat. Gaya hidup ini mengajarkan cara untuk memprioritaskan kebutuhan dan membatasi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak mendesak tanpa mengurangi kualitas hidup.
Dampak Kenaikan PPN 12%
Kenaikan PPN akan memberikan efek domino terhadap perekonomian rumah tangga. Beberapa dampak yang paling menonjol tercantum di bawah ini.
- Kenaikan harga barang dan jasa
Harga kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya akan naik. Layanan seperti transportasi, listrik, dan komunikasi juga terkena dampaknya.
- Penurunan daya beli
Pada pendapatan tetap, kenaikan harga memaksa masyarakat mengalokasikan lebih banyak anggarannya untuk kebutuhan dasar, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk membeli barang lain.
- Meningkatnya biaya hidup
Selain kebutuhan langsung, biaya hidup secara keseluruhan juga akan meningkat. Hal ini menghambat kemampuan untuk menabung dan berinvestasi.
Dalam situasi seperti ini, menerapkan frugal living atau gaya hidup hemat menjadi langkah strategis untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga.
Strategi Frugal Living untuk Menghadapi Kenaikan PPN
- Buat anggaran keuangan secara rinci
Dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran secara detail, membuat daftar kebutuhan yang diprioritaskan berdasarkan kepentingannya, dan menyisihkan dana darurat minimal 10% dari penghasilan bulanan untuk keadaan darurat.
Misal: Jika anggaran liburan sebelumnya adalah Rp500.000, sebaiknya turunkan menjadi Rp250.000 dan sisanya gunakan untuk kebutuhan pokok.Â
- Berbelanja secara efisien
Mulai dengan memanfaatkan keuntungan dari program diskon, cashback, dan penawaran khusus di seluruh e-commerce dan toko fisik, membeli barang kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng dan deterjen dalam jumlah besar agar lebih murah, dan membandingkan harga di beberapa toko sebelum membeli.
Misal: Sebelum berbelanja untuk minggu ini, periksa katalog promosi di supermarket atau aplikasi belanja daring dan pilih produk yang sedang diskon.
- Masak makanan sendiri di rumah
Memasak sendiri tidak hanya hemat, tapi juga lebih sehat karena bahan yang digunakan bisa dikontrol. Dengan cara membuat menu mingguan untuk menghindari pemborosan bahan dan menggunakan bahan-bahan lokal yang harganya jauh lebih murah.
Misalnya: Daripada membeli kopi di kafe setiap hari dengan harga Rp25.000 per cangkir, cobalah menyeduh kopi sendiri di rumah yang harganya sekitar Rp5.000 per cangkir.Â
- Mengurangi pengeluaran yang tidak penting
Dengan mempertimbangkan kembali langganan streaming, fitness center, dan aplikasi berbayar dan coba temukan alternatif hiburan gratis, seperti menonton acara gratis di YouTube atau baca e-book.
Misalnya: Jika memiliki tiga langganan streaming, pilih salah satu yang paling sering digunakan dan batalkan sisanya.
- Penggunaan barang bekas dan daur ulang
Alternatif untuk menghemat pengeluaran adalah dengan membeli barang bekas yang masih bisa dipakai. Selain itu, mendukung gaya hidup ramah lingkungan.
Misalnya: Jika membutuhkan furnitur baru, pertimbangkan untuk membeli barang bekas, yang biasanya jauh lebih murah.
- Optimalisasi transportasi
Untuk menghemat biaya bahan bakar, pilih transportasi umum atau berbagi kendaraan dengan teman dan jika memungkinkan bisa bersepeda atau berjalan kaki untuk jarak yang dekat.
Misalnya: Daripada menggunakan kendaraan pribadi setiap hari, gunakan kereta atau bus untuk perjalanan rutin ke tempat kerja.
Manfaat Jangka Panjang Frugal Living
- Lebih berhemat
Dengan mengurangi pengeluaran, dapat menyisihkan lebih banyak uang untuk tabungan dan investasi jangka panjang.
- Mengurangi tekanan finansial
Memiliki kendali yang lebih baik terhadap keuangan dapat memberi ketenangan pikiran, terutama ketika menyangkut pengeluaran tak terduga.
- Mendukung lingkungan
Dengan mengurangi membeli lebih barang baru dan memilih barang daur ulang, dapat mengurangi limbah.
Kenaikan PPN 12% mungkin tidak bisa dihindari, tetapi masyarakat memiliki pilihan untuk beradaptasi. Frugal living adalah salah satu solusi yang tidak hanya membantu mengelola dampak langsung kenaikan harga, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang dalam keuangan keluarga. Saat kondisi ekonomi tidak menentu, hidup hemat bukan hanya pilihan, tetapi kebutuhan. Dengan menerapkan strategi ini, kita bisa tetap memenuhi kebutuhan tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H