Sejak bencana longsor terjadi di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau pada Senin (6/3/2023) akibat hujan terus menerus. Belasan orang meninggal dunia dan beberapa warga juga dilaporkan hilang.
Diketahui longsor tersebut terjadi setelah hujan ekstrem tanpa henti dengan intensitas curah hujan yang tinggi serta kondisi tanah yang labil. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mengungkapkan penyebab cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Natuna merupakan dampak tidak langsung dari Bibit Siklon Tropis 98S.
Bupati Natuna Wan Siswandi mengatakan, pada hari keempat pencarian Tim Gabungan Tanggap Bencana Kecamatan Serasan dan Kecamatan Serasan Timur telah menemukan sembilan jenazah yang terkubur di Desa Pangkalan. Dengan adanya temuan itu, jumlah jenazah yang sudah ditemukan seluruhnya berjumlah 21.
“Siang kemarin 15 jenazah, dan bertambah sembilan jenazah di sore hari, sehingga total seluruhnya menjadi 21 jenazah dan masyarakat yang belum ditemukan menjadi 35 orang,” kata Wan Siswandi kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (8/3/2023) malam.
Sementara itu, untuk rumah yang tertimbun, saat ini menjadi 30 rumah dari sebelumnya 27 rumah yang terdata. Hal ini juga diungkapkan oleh Bupati Natuna.
“Untuk korban yang kritis tinggal 3 orang, 2 dirawat di Rumah Sakit yang ada di Pontianak, Kalbar dan satunya lagi di RSUD Ranai, Natuna,” jelas Wan Siswandi.
Sedangkan untuk data pengungsian, Wan Siswandi mengaku tidak ada perubahan, yakni total masih 1.216 orang yang tersebar di empat lokasi pengungsian, di antaranya gedung PLBN 219 orang, Puskesmas Serasan 215 orang, Masjid Alfurqon 500 orang dan gedung SMAN 1 Serasan 282 orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H