Mohon tunggu...
Tri Apriyati
Tri Apriyati Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Guru yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

14 Februari 2023   20:39 Diperbarui: 14 Februari 2023   20:43 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab khususnya masalah dilemma etika, diperlukan  kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial. Proses pengambilan keputusan juga dilakukan dengan kesadaran penuh.

Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Karsa ini berhubungan erat dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut seseorang, disadari, atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Oleh karena itu, hendaknya pendidik mampu mengembangkan kepribadian yang baik sehingga bisa menjadi panutan muridnya.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman maksudnya dalam pengambilan keputusan hendaknya berpihak pada murid sehingga keputusan yang diambil dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan.nyaman

Tantangan-tantangan di lingkungan Saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika adalah rasa kasihan, rasa peduli, faktor agama, sosial, kesehatan, dan teknologi. Ada kaitan dengan perubahan paradigma di lingkungan Saya, seperti: individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang.

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita adalah memberikan kebebasan kepada murid untuk kegiatan belajar mengajar, tetapi kebebasan tersebut tetap bertanggung jawab. Maksudnya, tidak merugikan hak orang lain. Kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda yaitu dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi baik konten maupun prosesnya, kita sesuaikan sesuai gaya belajar siswa, apakah mereka tergolong auditory, visual, atau visual-auditory.

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya yaitu pemimpin pembelajaran akan lebih mengembangkan sikap toleran dan demokratis sehingga para murid dapat menghadapi dunia masyarakat yang beragam, secara tidak langsung sekolah sebagai institusi moral yang dirancang untuk membentuk karakter murid. Keputusan yang diambil guru akan merefleksikan integritas sekolah, nilai-nilai yang dijunjung sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil akan menjadi rujukan atau teladan para muridnya.

Kesimpulan akhir dari Pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah dalam Modul 3.1 ini fokus membahas tentang pengambilan suatu keputusan, khususnya  pada kasus-kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau etika. Nilai-nilai kebajikan ini merupakan materi di modul 1.4 tentang Budaya Positif. Keputusan yang diambil secara langsung atau tidak, menentukan arah dan tujuan suatu institusi, serta menunjukkan nilai-nilai atau integritas dari institusi tersebut. Arah dan tujuan suatu institusi ini merupakan visi dan misi sekolah yang telah kita pelajari di modul 1.3 Visi Guru Penggerak, seorang Pemimpin hendaknya memahami nilai-nilai kebajikan yang tertuang dalam visi dan misi sekolah, berkepribadian, serta berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan, khususnya dalam mengambil suatu keputusan, hendaknya keputusan yang diambil selaras dengan nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi oleh institusi tersebut, yaitu bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Berpihak pada murid ini telah kita pelajari di Modul 1.2 tentang Peran dan Nilai Guru Penggerak. Salah satu nilai guru penggerak adalah berpihak pada murid, maksudnya pengambilan suatu keputusan hendaknya dapat menciptakan suasana yang aman, dan nyaman bagi murid. Di Modul 1.1 tentang Philosofi Ki Hajar Dewantara juga dipaparkan salah satu dasar pendidikan juga berpihak pada murid. Selain itu, di Modul 1.1 juga dipaparkan tentas asas Patrap Triloka. Patrap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan".Pada era digital sekarang ini seorang guru harus mampu mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengacu pada patrap triloka yaitu mampu menjadi teladan, memberi motivasi, dan memberi dukungan kepada muridnya dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki murid sesuai dengan kodrat zamannya. Sebagai seorang guru, baik atau tidak karakternya, guru memang sudah dipandang sebagai seorang yang diteladani di tengah masyarakat oleh karena itu pembentukan nilai diri harus diupayakan dalam upaya menjadi teladan bagi muridnya. Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang guru yang memilki nilai-nilai kebaikan dalam dirinya akan mampu melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka. Dalam pengambilan keputusan, selain mengikuti 4 paradigma, 3 prinsip resolusi, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, kita juga hendaknya menguasai keterampilan coaching Modul 2.3 karena kemampuan ini akan membekali guru menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Selain itu, kita juga memerlukan 5 KSE yang telah kita pelajari di Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional yakni kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berelasi agar kita dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Ketika kita menemui murid yang memiliki berbagai gaya belajar, sebaiknya kita mengambil keputusan melakukan pembelajaran berdiferensiasi yang telah kita pelajari di Modul 2.3, baik diferensiasi konten, proses, maupun produk.

Dilema etika jika nilai-nilai kebajikan yang bertentangan tersebut, sama-sama benar jika kita mengambil salah satu keputusan tersebut, sedangkan bujukan moral,jika nilai-nilai yang bertentangan tersebut, salah satu dari nilai kebajikan tersebut ada yang benar dan ada yang salah.

Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan yaitu:

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun