Mohon tunggu...
Tri Apriyati
Tri Apriyati Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Guru yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

14 Februari 2023   20:39 Diperbarui: 14 Februari 2023   20:43 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Koneksi Antarmateri Modul 3.1

Kegiatan Pemantik:

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

  • Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini? Dari kutipan di atas, kaitannya dengan proses Pembelajaran yang sedang Saya pelajari saat ini adalah memang pembelajaran akademik perlu kita ajarkan ke murid, tetapi mengajari murid tentang nilai budi pekerti itu adalah yang paling baik karena untuk bekal masa depan mereka. Kaitannya tentang materi pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai Pemimpin adalah sekolah sebagai institusi moral yang dirancang untuk membentuk karakter setiap warganya.
  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita? Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita, saat kita mengambil suatu keputusan di mana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah atau lingkungan sekitarnya.
  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda? Saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Saya yakni saya sebagai guru menjadi teladan bagi murid, guru berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid.

Menurut saya, maksud kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Saya alami di modul ini adalah kita sebagai Pemimpin Pembelajaran hendaknya mampu membentuk karakter murid melalui pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, berpihak pada murid, dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~


Hai, sobat pembaca

Setelah melewati tahapan-tahapan pembelajaran sebelumnya, inilah saatnya Saya menarik kesimpulan, berefleksi mengaitkan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di dalam modul 3.1. ataupun kaitannya dengan materi di modul lain. Untuk menunjukkan pemahaman Saya akan kaitan antarmateri ini Saya akan membuat tulisan yang menunjukkan koneksi antarmateri dengan menulis di sebuah blog.

Patrap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan".Pada era digital sekarang ini seorang guru harus mampu mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengacu pada patrap triloka yaitu mampu menjadi teladan, memberi motivasi, dan memberi dukungan kepada muridnya dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki murid sesuai dengan kodrat zamannya. Sebagai seorang guru, baik atau tidak karakternya, guru memang sudah dipandang sebagai seorang yang diteladani di tengah masyarakat oleh karena itu pembentukan nilai diri harus diupayakan dalam upaya menjadi teladan bagi muridnya. Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang guru yang memilki nilai-nilai kebaikan dalam dirinya akan mampu melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.

Sebagai seorang guru, baik atau tidak karakternya, guru memang sudah dipandang sebagai seorang yang diteladani di tengah masyarakat oleh karena itu pembentukan nilai diri harus diupayakan dalam upaya menjadi teladan bagi muridnya. Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang guru yang memilki nilai-nilai kebaikan dalam dirinya akan mampu melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. Untuk memudahkan seorang guru dalam pengambilan keputusan yang tepat yaitu keputusan yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman seorang guru harus memilki kemampuan coaching (pembimbingan). Salah satu model coaching yang mudah untuk dipahami dan dijalankan adalah coaching model TIRTa yaitu salah satu model coaching yang dikembangkan untuk dapat membantu seorang guru atau coach dalam menuntun murid menemukan potensi yang dimilikinya dengan memanfaat komunikasi positif melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif yang dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya. Coaching model TIRTA itu sendiri adalah Tujuan, Identifikasi Masalah, Rencana Aksi dan TAnggung jawab. Guru hendaknya mampu mengembangkan coaching model ini tentunya memiliki kemampuan komunikasi efektif sehingga mampu mengembangkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang mampu menuntun murid dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Melalui coaching pengambilan keputusan yang telah diambil dapat direfleksikan kembali sehingga menjadi keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan karena setiap keputusan yang diambil sebagai pemimpin pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap masa depan murid kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun