Hai, sobat pembaca pada kesempatan ini saya akan berbagi hasil analisis para pimpinan mengambil keputusan ketika menghadapi situasi dilema etika.
        Demi melengkapi tugas demonstrasi kontekstual modul 3.1 pada program CGP ini, saya kemarin melakukan wawancara terhadap dua orang pimpinan, yakni wawancara I terhadap Kepala Sekolah kami, Ibu Puji Lestari, S.Pd secara tertulis dan wawancara II terhadap Kepala SDN 2 Triwarno, Ibu Sudarti, S.Pd secara audio.
        Setelah saya baca dan dengarkan hasil wawancara tersebut, saya analisis dengan hasil sebagai berikut:
- Dari kedua pimpinan ini didapatkan hal-hal yang menarik dalam pengambilan keputusan, contohnya: mengumpulkan fakta-fakta, siapa yang terlibat, melakukan pengujian, melibatkan kode etik dan hak individu, tidak ada yang dirugikan, menjaga nama baik sekolah, dan merefleksi hasil penngambilan keputusan. Menurut saya, dari hasil wawancara ini sebenarnya kedua pimpinan tersebut telah melaksanakan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, hanya mereka kemungkinan ada beberapa bagian yang sedikit terlupakan. Sepertinya terdahulu mereka telah pernah mempelajari dan mendalami hal tersebut karena sudah sekian lama mereka tidak mempelajari lagi sehingga ada sebagian yang sedikit terlupakan. Menurut saya, Kepala Sekolah beberapa tahun sekali perlu diberikan penyegaran sehingga mereka dapat menerapkan seperti apa yang diharapkan.
- Hasil wawancara antara 2 pimpinan yang Saya wawancarai, ada sebuah persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu mereka cenderung ke prinsip peduli tetapi tidak melupakan peraturan yang berlaku, tetap menjaga nama baik sekolah dan tidak ada pihak yang dirugikan. Sedangkan perbedaannya adalah dari tingkat keberanian dan kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan, menurut saya lebih berani dan percaya diri dari Ibu Sudarti. Ada yang menonjol dari salah satu pimpinan yakni dari Ibu Sudarti karena beliau sudah lebih lama berpengalaman menjadi Kepala Sekolah dan beliau juga menjabat sebagai Ketua Gugus Sadewa.
- Rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika: mereka mengaitkan dengan faktor dalam kehidupan sehari-hari: agama, sosial, kemajuan teknologi, kode etik, dan hak-hak individu. Mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka yaitu dengan bijak dalam pengambilan keputusan dan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan, serta merefleksi hasil keputusan yang telah diambil.
- Saya akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan saya, murid-murid saya dan pada kolega guru-guru Saya yang lain yaitu selalu ingat 4 paradigma, 3 prinsip resolusi, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan. Selain itu, saya harus meningkatkan kompetensi coaching, 5 KSE (kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran relasi, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan bertanggung jawab) dan fokus secara sadar (mindfull) ketika mengambil keputusan. Saya akan sesegera mungkin menerapkan ilmu tersebut sehingga bermanfaat untuk semua pihak.
- Sepertinya masih ada pembaca yang belum tahu apa itu 4 paradigma, 3 prinsip resolusi, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan. Saya beri bocoran sedikit mengenai hal tersebut.
       Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan yaitu:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
       Tiga prinsip resolusi penyelesaian dilema, yaitu
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)