Mohon tunggu...
Severus Trianto
Severus Trianto Mohon Tunggu... Dosen - Mari membaca agar kita dapat menafsirkan dunia (W. Tukhul)

mengembalikan kata pada dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ironi Pasca Tragedi "Friday the 14th"

18 Desember 2012   21:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:24 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13558630652062468060

Selain duka, pembantaian di sekolah dasar Sandy Hook, Newtown juga menyisakan dua ironi.

Ironi pertama: sebagian ongkos produksi senapan semi otomatis Bushmaster (salah satu jenis senapan yang dipakai Adam Lanza untuk membantai 20 anak dan 6 guru) berasal dari  dana pensiun para guru negeri dari negara bagian California. Bushmaster kaliber .223 yang merupakan versi populer dari senapan tempur M-16  diproduksi oleh Freedom Groups, sebuah perusahaan yang juga menguasai produksi senapan dan peluru dengan merek-merek ternama semacam Remington, Marlin Arms dan Barnes Bullets. Konglomerat persenjata-apian terbesar di Amerika Serikat itu dibentuk oleh Cerberus Capital Management, sebuah perusahaan ekuitas yang bermarkas di New York. Pada tahun 2009, perusahaan ini mendaftarkan diri di Wall Street dan mulai menawarkan sahamnya pada tahun 2011. 6 persen dari saham yang ditawarkan dibeli oleh yayasan dana pensiun para guru negeri tadi dengan harga 500 juta USD. Tentu para pengurus yayasan tersebut mengenal profil perusahaan di mana mereka menanamkan modalnya. Kemungkinan besar, cerahnya masa depan bisnis senjata api di negeri Paman Sam menjadi alasan utama bagi yayasan itu untuk mempercayakan sebagian dananya kepada perusahaan yang memiliki 9 pabrik senjata api dan lebih dari 3000 pekerja tersebut. Benar-benar sebuah ironi: para guru yang bertugas menjaga dan menumbuhkembangkan kemanusiaan anak didik mereka,  berharap dapat menikmati nyamannya hari tua mereka berkat bisnis senjata api yang berpotensi besar menghancurkan hidup manusia. (Lihat)

[caption id="attachment_215305" align="aligncenter" width="350" caption="Senjata semi otomatis Bushmaster, salah satu jenis senjata yang dipakai Adam Lanza dalam tragedi berdarah di sekolah dasar Sandy Hook, Newtown (sumber foto: inance.fortune.cnn.com)"][/caption]

Ironi kedua: Martin Feinberg, ayah dari Stephen Feinberg yang pada tahun 1992 mendirikan Cerberus Capital Management, tinggal di sebuah komunitas orang lanjut usia, Liberty at Newtown, yang hanya berjarak 9,6 kilometer dari sekolah dasar Sandy Hook, lokasi pembantaian terjadi. Pada tahun 2006, perusahaan sang anak membeli produsen senapan semi otomatis Bushmaster dan menggabungkannya dengan beberapa produsen senjata api lainnya di bawah payung Freedom Group. Bukankah merupakan sebuah ironi bahwa sang ayah pemilik perusahaan senjata api menikmati masa tuanya dengan damai di Newtown sementara di kota yang sama 20 anak sekolah dasar tidak sempat mengetahui artinya masa remaja apalagi masa dewasa dan masa tua karena dibunuh dengan senjata api yang dibuat oleh perusahaan sang anak? (Lihat)

Kedua ironi ini menyampaikan pesan teramat penting: keuntungan material dari perdagangan senjata api seringkali harus dibayar mahal dengan nyawa orang-orang yang tak bersalah. Mereka yang menimba kesenangan dari bisnis senjata api kerap melupakan bahaya nyata yang dapat ditimbulkan oleh senjata yang mereka lempar ke pasaran. Dan, bisnis semacam ini bukanlah satu-satunya bisnis yang mengancam masa depan banyak orang. Perdagangan obat terlarang, perdagangan manusia, penebangan hutan secara besar-besaran untuk perkebunan sawit, pembiaran kekayaan alam dihisap oleh perusahaan-perusahaan multinasional mancanegara, semuanya memiliki potensi untuk merenggut masa depan banyak orang dalam skala yang jauh lebih besar...

Ville-Lumière, Rabu 19 Desember 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun