Stunting merupakan masalah gizi yang kompleks dan memiliki dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Agar sukses dalam pencegahan maupun penanganannya, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak. Salah satunya, kader posyandu sebagai ujung tombak penyuluh kesehatan kepada masyarakat. Untuk itu, para mahasiswa KKN-Tematik IPB University (KKNT) di Desa Sukatani didukung oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Kitapeduli melakukan dua program pemberdayaan dalam mencukupi kebutuhan gizi. Program pertama diberi nama Ngabring atau Tangani dan Berantas Bersama Stunting. Dalam Bahasa Sunda, kata ngabring juga bermakna bersama-sama, atau digunakan untuk kelompok masyarakat yang berkumpul dan bekerjasama. Hal ini dirasa anggota kelompok KKNT IPB yang terdiri dari Adam Alfarisy, ‘Aathifah Rahma, Amanda Siti Hamidah, Dina Naba Al Zahroh, Mayang Duan Dhayita, Nadia Shabrina Arridha, Nishfa Oktavia Syabani, Putri Dinda Fitriyani, Sally Triana Sachiko, dan Triani Apriliansyah, sejalan dengan kondisi daerah serta program pemberantasan stunting yang akan dijalankan.
Program Ngabring terdiri dari dua tahap. Pertama, pelaksanaan edukasi gizi dan program kedua, demonstrasi memasak makanan tambahan yang disebut “PMT-Genting” kepada kader posyandu. Tahap pertama ini telah dilaksanakan pada Jumat (15/7/2022) di Balai Desa Sukatani, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur. Kegiatan diikuti oleh 27 orang dari 8 posyandu dari total 10 posyandu yang berada di Desa Sukatani. Edukasi gizi terdiri dari dua sesi, yakni sesi antropometri dan edukasi terkait stunting. Pada sesi antropometri, materi yang disampaikan mengenai hal-hal yang mesti diperhatikan oleh kader saat melakukan pengukuran di posyandu. Misalnya, tidak lupa mengganti baterai, melakukan kalibrasi, melepas aksesoris, memastikan permukaan lantai sesuai, dan cara menimbang bayi dan ibu secara bersamaan. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, data hasil pengukuran yang didapat pun akan lebih akurat.
Pada sesi selanjutnya, terdapat materi terkait stunting yang mencakup gejala, faktor, serta upaya pencegahannya. Upaya pencegahan difokuskan kepada perbaikan pola makan, pola asuh, serta optimalisasi tumbuh kembang anak. Rangkaian materi pada sesi edukasi ini diberikan dengan harapan agar kader mampu menindaklanjuti materi melalui penyampaian kepada masyarakat sasaran melalui tahap kedua program Ngabring. Pemberian sosialisasi oleh kader ini dilakukan melalui penggunaan bahasa setempat dan kunjungan langsung yang dilakukan pada rentang waktu satu minggu setelah edukasi diselenggarakan.
Di akhir sesi, terdapat demonstrasi masak pembuatan nugget sayur menggunakan prinsip bahan pangan lokal yang murah serta pastinya mudah didapat. Hal ini dilakukan untuk mematahkan anggapan bahwa makanan bergizi pasti mahal. Dengan mengetahui cara dan prinsip mengolah makanan yang sehat, masyarakat mampu membuat sendiri lauk yang dapat dijadikan makanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan tahan lama.
Pemberdayaan kader posyandu melalui penyuluhan dan demonstrasi pembuatan makanan tambahan ini diharapkan bukan hanya memberantas kasus stunting yang ada di Desa Sukatani, namun juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia setempat dalam jangka panjang. Selain demonstrasi langsung, para mahasiswa KKNT IPB juga membuat video tutorial, buku resep variasi menu makanan tambahan, dan leaflet yang berisi informasi pendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H