Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Krisis Ekuador: Apa yang Sedang Terjadi?

11 Januari 2024   09:37 Diperbarui: 11 Januari 2024   17:36 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, Ekuador tengah menghadapi situasi yang sangat genting, terutama setelah aksi kekacauan yang melibatkan geng senjata yang mengamuk di beberapa wilayah negara. Presiden Ekuador, Daniel Noboa, telah mengumumkan status 'internal armed conflict' sebagai respons terhadap serangkaian kejadian yang terjadi belakangan ini.

Untuk memahami konteks politik Ekuador, kita perlu kembali sejenak ke pemilihan presiden tahun lalu. Daniel Noboa terpilih sebagai presiden baru Ekuador dengan perolehan suara 51,9 persen pada putaran kedua pemilu. Pemilihan ini diadakan setelah presiden sebelumnya, Guillermo Lasso, memutuskan untuk mempersingkat masa jabatannya setelah membubarkan kongres karena penyelidikan pemakzulan.

Namun, sejak pandemi melanda, Ekuador mengalami krisis keamanan yang serius. Geng bersenjata dan para bandar narkoba tumbuh subur di beberapa wilayah, menciptakan kondisi yang sulit. Daniel Noboa, meskipun terpilih sebagai presiden, belum mampu membawa perubahan signifikan. Sebaliknya, kritik muncul terkait potensi konflik kepentingan karena Noboa memiliki bisnis yang luas di sektor manufaktur, jasa, dan pertanian.

Situasi semakin memburuk ketika Adolfo Macias alias Fito, pemimpin geng dan gembong narkoba terkenal, berhasil melarikan diri dari penjara. Kejadian ini memicu deklarasi keadaan darurat narkoba di Ekuador. Geng bersenjata menyerbu penjara, membunuh petugas keamanan, dan bahkan membajak stasiun TV untuk menyampaikan pesan mereka.

Presiden Noboa segera mengambil langkah tegas dengan mendeklarasikan 'internal armed conflict' dan mobilisasi pasukan militer serta polisi untuk mengatasi keadaan. Hingga saat ini, puluhan anggota geng bersenjata telah ditangkap, dan barang bukti berupa alat peledak, bom molotov, dan peluru berhasil disita.

Keadaan darurat ini diperkirakan akan berlangsung selama 60 hari ke depan, sementara beberapa geng bersenjata masih berkeliaran. Presiden Noboa menetapkan 20 geng bersenjata sebagai kelompok teroris yang harus dihadapi oleh aparat keamanan. Sayangnya, masih ada 38 narapidana yang kabur selama kekacauan ini, termasuk Fito yang belum berhasil ditangkap.

Tangkapan layar siaran langsung saat kelompok bersenjata membajak studio TV saat siaran langsung di Ekuador | Dok. Youtube ABC 7 Chichago 
Tangkapan layar siaran langsung saat kelompok bersenjata membajak studio TV saat siaran langsung di Ekuador | Dok. Youtube ABC 7 Chichago 

Dalam tragedi ini, jumlah korban belum dapat dipastikan, namun, kekerasan sendiri telah menjadi hal lazim di Ekuador. Hanya pada tahun 2023, lebih dari tujuh ribu kematian terkait kekerasan terjadi di negara ini, menjadikan tahun tersebut sebagai tahun penuh kekerasan terbesar dalam sejarah Ekuador.

Stasiun TV Dibajak saat Sedang siarang Live

Berdasar laporan dari Media Montana Standard, pada hari Selasa, sekelompok pria bertopeng bersenjatakan pistol dan benda yang tampak seperti dinamit memasuki set stasiun televisi TC Television di kota pelabuhan Guayaquil, Ekuador, selama siaran langsung. Presiden mengeluarkan dekrit yang menyatakan negara telah memasuki "konflik bersenjata internal." Meskipun tidak jelas siapa yang berada di balik pendudukan stasiun televisi, kejadian ini terjadi setelah dugaan pelarian dua pemimpin geng narkoba terkuat di Ekuador dari penjara.

Alina Manrique, kepala berita TC Television, menyaksikan langsung serangan tersebut dan menggambarkan bagaimana salah satu pria bersenjata mengarahkan senjatanya ke arahnya. Meskipun kejadian tersebut disiarkan langsung, siaran stasiun terputus setelah sekitar 15 menit. Presiden Noboa segera mengeluarkan dekret lain yang menetapkan 20 geng narkoba sebagai kelompok teroris dan memberi wewenang kepada militer untuk "menghentikan" kelompok-kelompok ini dalam batas hukum kemanusiaan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun