Sebagai keluarga perantauan yang sering berpindah-pindah, tentu peralatan dapur kami tidak pernah banyak. Cukup yang paling esensial untuk makan, minum, dan masak. Ini juga yang menjadi pertimbangan memilih menu saat makan sehari-hari, tak terkecuali saat berbuka puasa.
Untung istri saya meski mengaku tidak hobi memasak, sedang senang eksplorasi menu-menu yang dia ingin coba. Tentu dengan segala keterbatasan peralatan yang ada tadi.
Kali ini, kami memilih yang simpel saja yakni kudapan sehat berupa buah semangka dan melon, serta menu utamanya adalah Pindang Nila.
Entah, tiba-tiba dua tahun ini istri saya jadi jago masak ini itu. Padahal di awal menikah dulu termasuk yang gagap pergi ke dapur. Mungkin ini efek perantauan yang mau tidak mau semua harus dikerjakan sendiri.
Tidak lupa, saya juga mengajak serta kedua putri untuk ikut membantu yang ringan-ringan dan tidak membahayakan. Sisanya, mereka menunggu azan magrib sambil menonton film. Maklum, yang besar sedang belajar berpuasa dan ini jam-jam biasanya merasa lemas. Hehe...
Selamat menikmati dokumentasi sederhana kami menyiapkan menu berbuka puasa ala keluarga perantauan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H