Dari tadi dia menghitung antrean dari depan sekali. Satu, dua, tiga, ... , satu juta empat ratus tiga puluh sembilan. Kini dia sudah dapat nomornya. Sejuta lebih berarti masih lama gilirannya. Bisa ditinggal sejenak untuk tidur. Lelah dia mengurut sejak tadi.
Matanya tiba-tiba terbelalak. Lehernya serasa tercekik. Sudah tidak bisa berkata apa-apa di depan malaikat. Yang hanya bisa dia ingat adalah perkataan guru ngajinya di surau, "Manusia memang bisa saja menghitung. Tapi satu tambah satu tak selalu dua."
*Selesai*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI