"Donald J. Trump is calling for a total and complete shutdown of Muslims entering the United States until our country's representatives can figure out what the hell is going on," ucap Trump berapi-api.
Pernyataan Trump tersebut langsung mendapatkan kecaman dari banyak orang di seluruh dunia. Namun tidak sedikit juga yang mendukung seruannya, makanya ia percaya diri mengambil sikap kontra terhadap Islam.
Cukup banyaknya orang-orang yang menganggap teroris itu Muslim, tentu saja menjadi fakta yang menyedihkan dan mengerikan. Hal ini bisa semakin memperburuk keadaan, di mana seharusnya semua orang bersatu melawan terorisme atas nama apapun. Namun islamophobia bisa membuat seseorang menggeneralisasi bahwa orang-orang beragama Islam patut dicurigai karena identik dengan perilaku teror.
Oleh sebab itu, saya menuliskan opini ini untuk menyampaikan kegelisahan saya terhadap stereotip bahwa teroris adalah Muslim dan Muslim adalah teroris. Karena menurut saya, kita harus bersatu memerangi terorisme. Semua umat beragama, bahkan yang ateis pun harus bersatu membela kemanusiaan yang di dalamnya ada cinta kasih antara sesama manusia.
Dan juga ingatlah, meskipun ada teroris yang berkata lantang bahwa dirinya membela suatu agama, mereka sama sekali hanyalah orang-orang sesat yang tidak dibenarkan mewakili agama apapun. Jangan mau diadu domba oleh teroris untuk memecah belah kita.
Jika teroris tidak menerima perbedaan, maka kita adalah bhinneka tunggal ika. Jika teroris berani mati untuk yang salah, maka kita harus berani untuk hidup dan berjuang dengan benar. Jika teroris mau menghancurkan, maka kita tidak akan membiarkan mereka merusak apa yang sudah kita bangun dengan susah payah. Mari bersatu kita teguh, karena jika bercerai kita runtuh.
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H