Mohon tunggu...
AHMAD KHOIRUL TRI ANDRIYAN
AHMAD KHOIRUL TRI ANDRIYAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN WALISONGO

ILMU HUKUM, FAKULSTAS SYARIAH, UNVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

Selanjutnya

Tutup

Film

Praktik Mediasi dalam Film "The Outpost"

17 November 2021   09:14 Diperbarui: 28 November 2021   08:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez


    • Judul : THE OUTPOST
    • Tanggal/Tahun Rilis:  3 Juli 2020
    • Genre:  Action, War, Based on True Story
    • Produksi: Millennium Media, Perfection Hunter York Film
    • Sutradara: Rod Lurie
    • Pemeran: Scott Eastwood, Caleb Landry Jones, Orlando Bloom, Jack Kesy
  • Film THE OUTPOST menggambarkan bagaimana perjuangan tentara amerika selama perang di Afghanistan, di ceritakan bahwa beberapa tentara amerika di tempatkan di sebuah pos yang sangat berbahaya dan rawan sekali mendapat serangan dari para pemberontak, Para pasukan AS yang ditempatkan di sana, harus siap menghadapi serangan Taliban hampir setiap hari. Puncaknya adalah serangan paling berdarah dalam sebuah misi bernama Operation Enduring Freedom. Pada serangan tersebut sebanyak 53 tentara Amerika Serikat dan dua penasihat militer Latvia harus menghadapi sekitar 400 tentara pemberontak. Peristiwa ini dikenal dengan nama Battle of Kamdesh. Sersan Kepala Clint Romesha (Scott Eastwood) bersama sekelompok tentara, antara lain terdiri atas Sersan Kepala Justin T. Gallegos (Jacob Scipio), Sersan Michael Scusa (Scott Alda Coffey), Sersan Josh Kirk (Jack Kesy) dan Tamtama Junior Zorias Yunger (Alfie Stewart) diutus untuk berangkat ke Kamdesh. Mereka, para tentara muda tersebut, berada di bawah komando Kapten Benjamin D. Keating (Orlando Bloom).

    Setibanya di sana, Kapten Keating dan Letnan Andrew Bundermann (Taylor John Smith) yang telah menunggu mereka memerintahkan SPC Ty Michael Carter (Caleb Landry Jones) untuk menyambut dan membawa anggota ke barak untuk beristirahat. Kedatangan kelompok baru tersebut disambut baik oleh pasukan yang sudah lebih dulu ada di sana. Keesokan harinya Sersan Romesha bersama kelompok baru bersiap memulai tugas. Sebelum itu Romesha tampak terkejut dengan lanskap yang dia lihat; Kamdesh benar-benar berada di tengah sebuah lembah yang posisinya cukup ekstrem dan berisiko dari serangan Taliban. Hal ini membuat para tentara yang berjaga berkewajiban untuk selalu waspada dan siaga.

    Cerita berlanjut saat seorang tentara Amerika terlihat sedang bersama seekor anjing militer. Tak lama seorang tentara Afghanistan, Kapten Zahid, menghampirinya dan hendak membunuh anjing tersebut, tapi Scusa datang dan mencegah. Kapten Zahid sendiri diketahui merupakan tentara Afghanistan yang pro terhadap Amerika dan kontra pada pemberontak Taliban. Saat keduanya sedang berselisih, tiba-tiba pemberontak Taliban terlihat mulai menyerang. Tentara Amerika dengan sigap menghalaunya, pun dengan Kapten Keating yang segera memerintahkan dua pasukannya untuk menembakkan mortir ke lokasi yang sudah ditargetkan. Baku tembak itu pun dimenangkan oleh pihak AS. Selama serangan berlangsung Sersan Gallegos menegur anggota Yunger karena menembak terlalu dekat dengan kepalanya. Namun, seorang tentara Amerika bernama Jacobs tertembak di bagian wajah. Melihat hal itu, Kapten Chris Cordova (George Arvidson) yang juga seorang dokter langsung menolongnya. Beruntung Jacobs dapat pulih kembali dan siap bertugas. Di sisi lain Kapten Keating juga mengingatkan para tentara untuk bersikap baik terhadap warga lokal untuk mengurangi terbentuknya anggota-anggota pemberontak baru.

    Kapten Keating lalu mengadakan pertemuan dengan warga lokal di sebuah gedung dan mengundang para tetua atau pemimpin desa untuk bermediasi dan mengimbau para warga lokal agar tidak bergabung bersama pemberontak. Kapten Keating kemudian menemukan bahwa salah satu pemuda lokal, rupanya turut terlibat dalam peristiwa penembakan tersebut. Keating menyikapinya dengan bijak dan menawarkan dua pilihan pada para penduduk lokal. Jika mereka mau bekerja sama dengan Amerika Serikat, warga lokal akan mendapat pembangunan infrastruktur atau menjadi bagian dari pemberontak dan bermusuhan dengan tentara Amerika. Melihat pembawaan sang kapten, warga akhirnya sepakat untuk bekerja sama.

    Salah satu tetua desa bahkan menjuluki Keating sebagai orang yang terpuji. Beberapa hari kemudian, Keating mendapat perintah dari atasan untuk memindahkan truk LMTV ke ngarai. Para anggota mengeluh akan kesulitan membawa truk besar itu karena jalan yang dilalui sangat sempit dan terjal sehingga tentu saja berisiko untuk keselamatan mereka. Keating akhirnya memutuskan untuk mengendarai truk itu sendiri dengan pengawalan dari Romesha, Carter dan yang lain. Namun di tengah perjalanan rombongan terhenti karena ada sesuatu yang menghalangi jalan. Romesha dan Carter memeriksanya. Tanpa disadari truk LMTV yang sedang berhenti tiba-tiba terguling ke jurang dan mengakibatkan sang kapten tewas. Sebagai gantinya, pusat mengirimkan Kapten Robert Yllescas (Milo Gibson) ke Kamdesh. Romesha kemudian mengajak Yllescas berkeliling pangkalan dan mengenalkannya pada Latvian Army bernama Sersan Jānis Laķis (Aleksander Aleksiev). Lakis sendiri bertugas untuk melatih para tentara Afghanistan. Saat Romesha hendak menunjukkan masjid pada Yllescas, serangan Taliban kembali datang.

    Setelah serangan tersebut Romesha dan beberapa anggotanya berpatroli ke arah bukit dan menunjukkan betapa posisi pangkalan yang mereka tinggali sangat memudahkan para tentara Taliban untuk menyerang mereka. Saat para tentara sedang beristirahat, Sersan Kirk mendapati seorang pemuda lokal terlihat sedang mengambil foto area pangkalan menggunakan handphone secara sembunyi-sembunyi. Pemuda lokal tersebut tertangkap dan mengatakan bahwa dia diperintahkan para tetua. Saat dikonfirmasi, para tetua tidak ada yang bisa menjawabnya. Sebagai konsekuensi, Yllescas menahan uang yang dijanjikan Keating sebelumnya sebagai dana pembangunan infrastruktur. Mulai dari sana, hubungan antara penduduk lokal dan tentara mulai terganggu. Pada akhirnya film di akhiri dengan kemenangan dari pihak tentara amerika.

    MEDIASI DALAM FILM THE OUTPOST

    Di dalam film ini di gambarkan dengan sangat jelas bagaimana praktik mediasi terjadi, hal ini di gambarkan dalam film di mana guna menghindari konflik lebih lanjut Kapten Keating lmengadakan pertemuan dengan warga lokal di sebuah gedung dan mengundang para tetua atau pemimpin desa untuk bermediasi dan mengimbau para warga lokal agar tidak bergabung bersama pemberontak. Kapten Keating kemudian menemukan bahwa salah satu pemuda lokal, rupanya turut terlibat dalam peristiwa penembakan tersebut. Keating menyikapinya dengan bijak dan menawarkan dua pilihan pada para penduduk lokal. Jika mereka mau bekerja sama dengan Amerika Serikat, warga lokal akan mendapat pembangunan infrastruktur atau menjadi bagian dari pemberontak dan bermusuhan dengan tentara Amerika. Melihat pembawaan sang kapten, warga akhirnya sepakat untuk bekerja sama. Di sini terlihat jelas bahwa prakek mediasi ini berhasil dan menemukan titik temu yang saling menguntungkan kedua belah pihak baik itu dari pihak tentara dan pihak warga desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun