Sudah hampir tiga tahun dunia menghadapi pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus Corona atau SARS-Cov-2. Seperti halnya virus lain, virus ini juga melakukan adaptasi dengan melakukan penggandaan diri atau mutasi. Seiring berjalannya waktu, virus Corona sudah beberapa kali mengalami mutasi gen. Mutasi gen merupakan suatu peristiwa perubahan gen secara spontan dan bersifat turun temurun dari partikel virus induk ke partikel virus anakannya. Pada tanggal 24 November 2021, dideteksi adanya virus Corona varian baru yaitu varian B.1.1.529 yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan. Varian ini dinamakan Omicron.
Varian Omicron diketahui telah menyebabkan kasus Covid-19 meningkat di sejumlah negara, terutama di Inggris dan Amerika Serikat. Dengan demikian, pada tanggal 26 November 2021 WHO atas saran dari WHO's Technical Advisory Group on Virus Evolution menetapkan SARS-Cov-2 varian B.1.1.529 atau Omicron ini sebagai Variant of Concern (VoC). Omicron ditetapkan sebagai VoC karena ditemukan sejumlah besar mutasi pada varian ini dan beberapa diantaranya mengkhawatirkan. Pada penelitian awal menunjukkan bahwa terdapat peningkatan risiko infeksi ulang pada varian ini dibandingkan varian VoC lainnya (Alpha, Beta, Gamma, dan Delta). Selain itu, varian ini juga menunjukkan pertumbuhan atau penularan yang cepat, dengan demikian varian ini berisiko memberikan dampak yang buruk secara epidemiologi. Tingginya angka penularan varian ini juga dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya gelombang 3 Covid-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Virus Corona varian Omicron ini sudah menyebar ke 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas. Kasus infeksi Omicron di dunia per 10 Januari 2022 diketahui telah mencapai 552,191 kasus dengan 115 kematian. Negara dengan kasus Omicron terbanyak adalah Inggris yaitu di angka 246,780 kasus (44,7% total kasus di dunia) berdasarkan data Newsnodes. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Diumumkan oleh Menteri Kesehatan RI Gunadi Sadikin bahwa ditemukan kasus Omicron pada tanggal 16 Desember 2021 yang terdeteksi pada seorang petugas kebersihan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta berinisial N. Namun ternyata varian ini sudah masuk ke Indonesia sejak 27 November 2021 dengan kasus pertama yang diduga berasal dari WNI yang tiba dari Nigeria berinisial TF yang melakukan karantina di Wisma Atlet. Diketahui per 15 Januari 2022 terkonfirmasi ada 725 kasus Omicron di Indonesia. Dari 725 kasus tersebut, sebanyak 180 orang merupakan kasus penularan lokal dan sisanya merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Sebagian besar orang yang terinfeksi Omicron ternyata sudah melakukan vaksin lengkap atau vaksin dua dosis. Hal ini berarti vaksinasi tidak menjamin seseorang dapat terhindar dari infeksi virus Omicron. Akan tetapi, dengan melakukan vaksinasi akan meminimalisir terjadinya keparahan gejala.
Gelaja yang ditimbulkan dari infeksi Omicron sedikit berbeda dengan varian sebelumnya. Gejala dominan pada orang yang terinfeksi Omicron di London yaitu pilek, sakit kepala, malaise (tidak enak badan) baik ringan maupun berat, bersin, dan sakit tenggorokan. Lalu apa yang membedakan varian ini dengan varian sebelumnya? Pada varian Omicron tidak dijumpai gejala kehilangan indra penciuman dan pengecapan atau anosmia seperti gejala infeksi varian sebelumnya yaitu varian Alpha.
Gejala virus Omicron memang lebih ringan dari varian sebelumnya, namun kita tidak boleh lengah karena penularan varian ini dikatakan jauh lebih tinggi yaitu 5 kali lebih cepat dari varian sebelumnya. Dengan demikian, untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 kita harus senantiasa menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker sesuai aturan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak fisik, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selain itu, untuk mencegah tertularnya virus ini, kita harus menjaga imun agar senantiasa baik. Cara menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh kita yaitu bisa dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik.
Mari bersama-sama menjaga diri dan orang yang kita sayangi dari bahaya Omicron. Terapkan gaya hidup sehat dan perketat protokol kesehatan untuk mencegah gelombang 3 Covid-19 di Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H