Mohon tunggu...
Tri Anbarsari
Tri Anbarsari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasisa

Don't forget to be grateful

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Orang yang Tulus pun akan Pergi jika Tak Dihargai

22 Juli 2022   16:27 Diperbarui: 22 Juli 2022   16:29 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian kehidupan seseorang yang tak terlupakan. 

Cinta. Satu kata sederhana yang bisa membalikkan perasaan. Satu kata yang dapat mengubah nilai dan prinsip hidup bahkan kehidupan orang itu sendiri, kurang lebih seperti itu definisinya.

Aku bertemu dengannya pada saat masa orientasi ketika saya MABA di kampus. Kesan pertama kali ketika aku ketemu dengan dia tidak baik, karena menurut ku dia orang yang banyak bicara. Bagi ku cowo cerewet ini sangat menyebalkan. Aku memang lebih suka cowo yang kalem, karena bagi ku mereka memiliki pesona tersendiri. Tak ada sedikitpun rasa cinta yang muncul dari dalam hatiku untuknya, karena aku bukanlah perempuan yang mudah jatuh cinta karena tampang atau hal materi.

Lagipula, aku jarang jatuh cinta pada laki-laki dulu. Menurutku, perlakuan baik mereka, hanyalah salah satu bentuk ungkapan kasih sayang seorang teman terhadap teman lainnya. Aku tidak suka berasumsi seseorang menyukai saya, sampai orang itu mengakuinya dan kemudian memperjuangkan hatiku. Karena bagiku hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan memiliki perjuangannya masing-masing.

Singkat cerita, karena kami berada di grup yang sama selama masa orientasi, akhirnya kami berkomunikasi dan menjadi semakin intens. Dia adalah orang yang terbuka dan tidak terlalu suka berpetualang, karena dia langsung menyatakan niatnya untuk mengenal aku lebih baik dan jika aku bersedia dia ingin aku menjadi pacarnya. Aku tidak langsung mengatakan iya. Aku memintanya untuk saling mengenal terlebih dahulu, sampai kami berdua merasa bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Masa kuliah adalah masa yang penuh warna, karena akhirnya aku menemukan prototipe. Orang yang sangat memahamiku dan selalu berusaha membuatku bahagia. Di mata teman-teman ku, aku adalah wanita paling beruntung karena pasangan ku yang sangat mencintaiku. 

Aku terbuai dengan pujian tersebut, hingga akhirnya pujian tersebut menumbuhkan kesombongan dalam diri, berawal dari haus pujian aku mulai tidak menghargainya di depan orang lain. Dengan bertujuan untuk membiarkan mereka melihat bahwa saya sewenang-wenang dia masih mencintaiku dengan tulus.

Aku lupa bahwa bahkan orang yang paling tulus pun pergi ketika mereka tidak lagi dihargai. Hingga akhirnya pada suatu hari, ia kepergok menjalin hubungan dengan wanita lain. Dan aku tahu itu ketika kami sedang sibuk menyelesaikan tesis dan tugas akhir kami. Betapa terkejutnya aku, karena aku tidak pernah menyangka dia akan seperti ini. Bagi ku, berselingkuh adalah cara yang paling tidak mungkin dia lakukan mengingat betapa dia mencintaiku. Tapi ternyata aku salah.

Aku menyadari bahwa kesombongan aku telah terbayar, aku ketakutan, aku tersesat. Aku memohon padanya untuk kembali ke tempat terindah dalam hidupku. Dia menolak, lalu tiba-tiba duniaku yang sangat indah yang kini menjadi sangat gelap karena kepergiannya. Aku menunda tesis sampai satu semester karena rasa sakit yang begitu hebat sehingga menusuk seluruh hidup.

Dari dia aku belajar, bahkan daun yang jatuh memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar. Memberi kita ruang untuk menuai nilai-nilai kehidupan. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama, namun tidak semua memanfaatkan peluang yang ada. Lalu aku bangun dan jatuh cinta lagi, tidak ada alasan bagiku untuk membenci cinta karena itu bukan sepenuhnya salahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun