Mohon tunggu...
Triana Olivia Sondakh
Triana Olivia Sondakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Just an ordinary woman

Intuition leads me to write

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengenal Seorang Taipan Sang Crazy Rich Manado: Di Atas Langit Masih Ada Peter Sondakh!

18 Juli 2021   19:50 Diperbarui: 19 Juli 2021   09:59 5178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hal lumrah bahwa marga atau klan menjadi suatu identitas mutlak di tanah Minahasa, Sulawesi Utara. Orang yang berasal dari Minahasa akan mudah dikenali lewat marga (Biasanya disebut 'fam') yang disandingkan di belakang nama lengkap. Sebut saja fam Gerung, Sumual, Manoppo, Wenas, Tambayong, Supit, Paat, Kaunang, Lumentut, dan masih banyak lagi deretan fam Minahasa beserta artiannya. Salah satu marga Minahasa yang sering mendapat sorotan di negeri ini ialah marga Sondakh. 

Marga Sondakh sendiri berasal dari tanah Minahasa dan menjadi salah satu marga yang sangat dikenal seantero Indonesia, salah satunya lewat kemenangan Angelina Patricia Pingkan Sondakh dalam ajang kontes kecantikan Putri Indonesia pada tahun 2001 silam. Wanita yang disapa Angie ini menjadi juara 1 kontes kecantikan bermoto Brain, Beauty and Behavior tersebut. Ia kemudian mematikan semaraknya setelah kehilangan jabatan sebagai anggota DPR partai Demokrat akibat kasus korupsi yang menimpanya. Wanita kelahiran New South Wales Australia tersebut melenggang ke dalam penjara bersama kemelut kehidupan pribadinya.

Lepas dari kasus korupsi Angie Sondakh, warga Minahasa, Manado dan Halmahera tentu tidak asing dengan politisi Indonesia yakni Almarhum Drs. Adolf Jouke Sondakh yang merupakan mantan anggota DPR RI dan mantan Gubernur Sulawesi Utara (Periode 2000-2005), Laksamana TNI (Purn.) Bernard Kent Sondakh sang mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Republik Indonesia (Periode 2002-2005), Almarhum Hanny Sondakh (Mantan walikota Bitung 2 periode/2006-2016), Profesor Dr. Ir. Lefrand Winston Sondakh, M.Ec (Mantan Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado) dan dua sosok anak muda generasi milenial Harini Sondakh sang juara harapan 1 ajang kontes kecantikan Miss Indonesia 2018, juga Yudhistira Udd Sondakh seorang youtuber dan content creator berbakat yang sering menjuarai kontes iklan dan vlog di Indonesia.

Penulis pernah mengalami perundungan akibat bermarga Sondakh sebagai nama keluarga warisan dari almarhum ayah yang tidak bisa dilepaskan sebagai bagian dari komunitas Minahasa. Sedikit cerita mengenai tekanan mental yang penulis alami setelah kasus yang menimpa Angie Sondakh. Marga Sondakh menjadi bahan olok-olok setelah kasus korupsi dan suap Wisma Atlet Palembang oleh Angie Sondakh merebak sebagai berita utama di berbagai media masa. Saat itu, penulis masih berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Manado. Tak jarang di kampus, penulis dirongrong olokan dan teror karena semarga dengan seorang koruptor terkenal di Indonesia. Trauma itu masih membekas hingga kini. Mereka lupa bahwa orang-orang bermarga Sondakh banyak memberi diri bagi kemajuan bangsa Indonesia, tentunya selain Angie Sondakh yang  menjadikan pepatah "karena nila setitik rusak susu sebelanga" nyata sebagai pelajaran bersama. Tapi penulis bersyukur, ada taipan Indonesia Mr. Peter Sondakh yang selalu mengharumkan Sulawesi Utara di kancah nasional dan internasional.

Mr. Peter Sondakh seperti dilansir dari Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Peter_Sondakh ialah seorang pengusaha kelahiran Manado, 23 Juli 1953 yang meneruskan bisnis produksi minyak kelapa dan ekspor kayu sang ayah yang meninggal ketika Peter muda berusia 20 tahun. Peter Sondakh sudah menjadi pengusaha besar sejak masa orde baru. Dia memperluas bisnis sang ayah sejak tahun 1984. Berkat ketekunannya dalam melebarkan sayap bisnis, Peter Sondakh berhasil mendirikan PT. Rajawali Corporation dimana ia membentuk kemitraan pertama dan mereka membangun Grand Hyatt Hotel (Plaza Indonesia Jakarta) bersama PT. Bimantara dan Novotel Sheraton sebagai jaringan hotel bintang lima. Bersama jaring hotel Australia, Peter Sondakh membangun St. Regis Resort di Bali.

Pada tahun 1995 Peter Sondakh mendirikan PT. Excelcomindo Pratama (XL) sebagai provider jaringan GSM swasta pertama di Indonesia. Di tahun 2001, Grup Rajawali mendirikan Velo Networks, sebuah perusahaan penyedia jasa internet. Peter Sondakh juga merupakan nama besar dibalik berdirinya Rajawali Citra Televisi Indonesia yang kita kenal dengan RCTI pada tahun 1987. Ia belakangan kembali dibahas publik setelah salah satu perusahaan miliknya yakni PT. Archi Indonesia Tbk melakukan aksi penawaran umum perdana saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peter Sondakh yang menetap di Surabaya, pernah bersanding dalam daftar 10 besar orang terkaya Indonesia versi Forbes, dan hingga sekarang masih menjadi Crazy Rich Manado yang berhasil bertahan dalam deretan teratas orang terkaya di Indonesia. Taipan yang murah senyum ini dikenal gemar membaca Alkitab setiap hari.

Penulis berharap, para pesohor dan orang besar bermarga Sondakh di atas dapat menjadi inspirasi bagi pembaca, sekaligus pelajaran berharga bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Dari Angie Sondakh, kita bisa belajar kecerdasan dan kecantikan tidak akan berarti apa-apa tanpa pengendalian diri. Olokan terhadap orang-orang bermarga Sondakh pun pudar setelah Peter Sondakh semakin bersinar di bidang perekonomian dan bisnis Indonesia. Ia pun tak sempurna karena yang sempurna hanya Sang Maha Kuasa.

Dari artikel ini, penulis akhirnya punya 'senjata' untuk menghadapi olokan karena satu 'fam' dengan seorang koruptor terkenal di Indonesia. Kalau masyarakat Indonesia mengenal istilah "Di atas langit masih ada Hotman Paris", di Manado ada istilah"Di atas langit masih ada Peter Sondakh" the crazy rich Manado. Penulis tidak pernah malu bermarga Sondakh, karena salah satu orang bermarga tersebut ialah seorang taipan yang sudah membangun negeri tercinta Indonesia.

Ada kutipan menarik oleh seorang penulis Jerman ternama, Herman Hesse, yang mengatakan:

 "Whatever good or bad fortune may come our way, we can always give it meaning and transform it into something of value." 

Kita dapat belajar dari kisah hidup seseorang, bukan lantas menyematkan julukan buruk pada komunitasnya setelah ia dirundung masalah. Dari sikap bijak kita itulah kita dapat menjadi manusia yang memberi nilai dan arti bagi sesama kita. Si Tou Timou Tumou Tou, falsafah Sam Ratulangi tokoh nasional asal Minahasa, bahwa manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Sudah dapat disebut manusia kah kita bila suka mengolok-olok sesama? Dari kisah Angie Sondakh dan Peter Sondakh kita belajar untuk memberi arti bagi sesama kita manusia. Dari yang buruk kita berkaca, dari yang baik kita terinspirasi. Salam damai untuk Indonesia.

(Sumber Foto: www.indonesiarichest.net)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun