Pertama dan paling utama, sebelum anda semua bekerja sebagai: CEO, influencer, Youtuber, anggota DPR, dokter spesialis, tentara, sampai presiden. Begitu pula pekerjaan-pekerjaan yang dianggap remeh, seperti: tukang ojek, para penjual di pasar, para petani, dan yang lain.Â
Di baliknya ada seorang guru tersemat di belakang namanya sarjana pendidikan yang menyembunyikan raut wajah sedihnya karena sebab hanya dibayar untuk makan saja. Biaya untuk kuota smartphone? Ya minta ke orang tua. Itu pun kalau masih boleh minta sama orangtuanya. Lebih parahnya lagi, terpaksa terjerat pinjol.
Seorang anak kecil, yang tergabung di Generasi Z dengan nekat ketika SD mengatakan bercita-cita ingin menjadi guru. Kini, dia sudah hidup 24 tahun dan menyatakan menyesal menjadi sarjana pendidikan. Gaji guru honorer hanya Rp. 300.000 sampai Rp. 1.000.000 perbulan, adapun yang lebih miris, yaitu dibawah Rp. 100.000 perbulan.
Lebih miris lagi, ada yang gajinya ditahan selama 3 bulan oleh sekolah. Sungguh, karena itulah guru-guru tidak fokus mengajarkan moral terbaik kepada murid-muridnya. Rasa penasaran kian menggunung tatkala ada kemungkinan negara-negara barat nggan melihat Indonesia maju. Makanya gaji guru sepertinya dimakan oleh para penguasa yang menjilat kekayaan para investor asing, swasta lagi.
Hal paling miris, terdapat diskusi dari seorang pemerhati pendidikan yang bebas di X atau dulunya twitter. Kebanyakan para pengguna X berkomentar bahwa lebih baik para guru honorer itu harus mampu berbisnis. Bukankah seharusnya para guru itu fokus membangun moral anak bangsa, membangun pemikiran luar biasa. Seluruh permasalahan guru honorer ini ada di sekolah negeri. Baik dari jenjang SD, SMP, sampai SMA.Â
Jika seorang lulusan sarjana pendidikan beruntung diterima si sebuah sekolah yayasan swasta, gaji minimalnya masuk UMR. Kampus pendidikan terbaik di Indonesia juga hanya menyatakan miris saja pada gaji guru honorer, tidak memberikan solusi yang menyeluruh.Â
Para pengguna X pun berkomentar para guru itu jelas pahlawan tanpa tanda jasa, ikhlas saja, tidak usah memikirkan gaji. Para guru honorer dan lulusan baru dari jurusan pendidikan pun tersulut amarah. Mereka kuliah agar mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru itu membayar UKT sampai berjuta-juta, masa bekerja mencerdaskan kehidupan bangsa harus ikhlas dibayar seadanya.
Kita tentu ingin melihat perbandingan gaji guru di Indonesia dengan gaji guru di negara lain. Tentu saja, jika dirupiahkan pasti menyentuh angka milyaran. Tapi berapa uang yang harus digelontorkan demi mencukupi kehidupan sehari-hari? Mari kita ambil contoh di Negara Belanda yang menggaji guru SMP senilai  606 juta rupiah hingga 1,6 miliar pertahun.Â
Lalu kita bandingkan dengan biaya hidup di sana. Mulai dari biaya makan senilai 100 ribu rupiah untuk mendapatkan 3,5 kilogram beras. Lalu biaya tempat tinggal yaitu 5,5 juta rupiah perbulan. Biaya kuota internet senilai 476 ribu rupiah perbulan. Biaya transportasi umum senilai sekitar 1,5 juta rupiah perbulan. Biaya satu orang hidup di Belanda sekitar 17 juta rupiah perbulan. Luar biasa ya, ternyata guru di sana sejahtera setelah kita menghitung biaya hidup di Belanda dan gaji gurunya.
Memang, pemerintah telah memberikan kesempatan guru untuk mengikuti PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Namun, tidak semua guru honorer beruntung bisa mendapatkan kesempatan itu. Ada guru honorer yang mendapatkan nilai tes PPPK terbaik namun tidak lolos. Para lulusan baru di program studi kependidikan pun diharuskan mengikuti PPG pra-jabatan agar bisa langsung ditempatkan. Memang program PPG itu gratis, namun biaya hidup di luar kota untuk mahasiswa daerah itu memberatkan.