Mohon tunggu...
Tria saputri simamora
Tria saputri simamora Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Karena semua ruang memiliki kisah, maka mencoba merawat semua melalui tulisan. Bagi yang mau beri saran dan kritik dapat email ke triasimamora5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenang Sawit, Babi, dan Jalan Bergelombang di Jambi

13 Desember 2017   11:43 Diperbarui: 13 Desember 2017   11:49 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang harinya saya sempatkan untuk menjemput sepupu saya yang duduk disekolah dasar, karena saya penasaran juga dengan sekolah-sekolah desa. Perjalanan saya tempuh dengan menggunakan motor, tetapi biasanya namboru saya menjemput dengan berjalan kaki yang memakan waktu kurang lebih 30 menit akibat tidak bisa mengendarai motor. Sesampai di sekolah itu yang saya lihat hanya bangunan sederhana dengan lapangan yang cukup besar. Saya yakin jam istirahat menjadi favorit murid-murid disana. Saya pun sempat bertemu dengan guru SD tersebut,  ternyata guru-guru di Desa ini cukup banyak berasal dari jawa. Bahkan saat saya ke pasar saya menemui banyak penjual yang berasal dari jawa, terlihat dari logat medok mereka.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Siang itu memang saya niatkan untuk mencari babi hutan dengan namboru saya. Atas pesanan oleh-oleh mama saya dan pendapat mama yang mengatakan bahwa babi hutan lebih enak daripada babi ternak akhirnya saya dan namboru saya berburu babi. Tetapi saya tidak benar-benar ke hutan mencari babi. Tepatnya  saya mengunjungi orang-orang yang dari hutan berburu babi. Ternyata sulit sekali mencari babi hasil buruan. 

Dengan menggunakan motor dengan kondisi motor tanpa spion, hanya bisa mengandalkan rem depan, dan harus hati-hati dengan truk-truk pengakut sawit. Kondisi jalan yang tidak cukup baik, cuaca yang panas memperlengkap perjuangan saya untuk mendapatkan si babi. Yang masih menjadi misterius adalah hampir setiap berpapasan dengan motor warga, motor mereka tidak berspion juga. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tak ada yang benar- benar lengkap dalam berkendara, bahkan saya tak menggunakan helm, padahal dengan kondisi jalanan yang berkelok, bergelombang dan berbatu bisa saja membawa celaka. Dari satu tempat ke tempat lain hingga sore hari, tetapi kami belum menemukan si babi. Beberapa kali kami menemukan penjual tetapi semua sudah pesanan orang lain untuk pesta. Akhirnya kami pulang tanpa hasil buruan. Tetapi saya tetap bahagia karena saya dibawakan ikan nila dan ikan mas hasil memancing dan 2 ekor ayam kampung milik namboru saya.

Dari hasil pengalaman liburan ini. akhirnya merasakan bahwa kebahagiaan tak melulu soal materi. Jika selama ini saya berpikir kebahagiaan diukur dengan apa yang saya capai dan apa yang saya ingini bisa saya dapatkan Ternyata kebahagiaan bisa kita dapatkan dari yang tidak terpikirkan. Ternyata banyak nilai -- nilai kebaikan dari yang tidak kita pikirkan, saya belajar kesabaran dari petani sawit, saya belajar kesederhanaan dan ketulusan dari namboru saya, saya belajar persahabatan dari kepolosan anak -- anak disana.  Tidak disangka saya tersentil dari melihat kesederhanaan hidup disana.

Ditengah peliknya permasalahan tentang penanaman sawit dengan permasalahan lingkungan hidup di jambi membuat saya ingin mengetahu lebih. Jika ada info yang akurat dapat bagikan kesaya via email triasimamora5@gmail.com.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun