Mohon tunggu...
Tria Minartha
Tria Minartha Mohon Tunggu... -

hidup untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Emosi vs Waktu

5 April 2012   13:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:59 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap detik yang berjalan
Menggema ditelinga mengaum dikepala
Jantung berpacu semakin tak beraturan
Gelisah tak henti mengumbar tawa

Detik yang selalu bertambah
Menjadi lonceng besar sebagai pertanda
Takut jelas menghampiri celah
Semakin jauh jarak terbentang

Sapa ringan coba menyapa
Detik seolah berhenti tidak sebentar
Tiada bisa hati dikuasai logika
Prasangka hadir tak terhindar

Merelakan detik berlari menari
Diiringi irama musik keresahan
Hati dan pikiran siap bernyanyi
Berkolaborasi membentuk opera ketidaksabaran

Ingin menyerahkan waktu pada takdir
Ketidakrelaan bersemayam menebar aroma
Tidak mengenal kata “berakhir”
Hanya Tuhan bisa mengakhiri semua
Walau sedih yang mungkin hadir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun