Media pembelajaran merupakan suatu perantara yang menggunakan pendekatan antara proses dengan indera manusia, yang disimpulkan sebagai suatu alat bantu bermanfaat untuk mengembangkan segala jenis pengetahuan, yang dalam pelaksanaannya media pembelajaran ini dikatakan sebagai alat hubung antara tenaga pendidik dengan peserta didik. Media di sini juga bisa diartikan suatu wadah yang digunakan untuk merangsang kemauan belajar yang nantinya akan mendorong tiap-tiap individu untuk mengoptimalkan proses belajar agar terkendali dan sebagaimana mestinya.
Media pembelajaran dengan keefektivan belajar tentunya akan selalu berkaitan erat, keduanya tidak bisa dipisahkan untuk kepentingan dunia pendidikan dalam mencapai target-target generasi muda yang perlu berkembang guna berkembangnya pula suatu negara. Maka dari itu, media pembelajaran harus selalu beriringan karena urgensinya akan memberikan dampak baik dan memanjang dalam jangka waktu yang lama. Semakin berkualitasnya media pembelajaran, maka semakin berkualitas pula suatu keilmuan, karena ilmu yang baik adalah ilmu yang sampai pada penerimanya dengan maksimal.
Media yang baik tentunya berasal dari tenaga pendidik yang terus mengevaluasi setiap pertemuannya dengan para peserta didik. Mereka harus mengetahui tingkat kompetensi serta minat dan bakat, yang kemudian akan disesuaikan dengan media pembelajaran mana, yang sekiranya bisa mencapai target-target itu. Kalsifikasi media pembelajaran dalam penerapannya dapat dilihat dari sifat, keterjangkauan dan penerapannya. Sifat media pembelajaran tersebut dapat berupa media visual (yang dapat dilihat), audio (yang dapat didengar), atau audiovisual (penggabungan keduanya). Dalam keterjangkauan, media pembelajaran meliputi daya liput cakupan yang luas, contohnya televisi dan radio, atau daya liput yang cakupannya dibatasi ruang, seperti film atau video. Dalam teknik pemakaian, media pembelajaran dapat diproyeksikan seperti slide, film, atau film strip, sementara itu yang tidak diproyeksikan meliputi gambar, foto, atau lukisan.
Media pembelajaran pula dapat ditemukan dalam berbagaimacam penyajian, seperti dalam perangkat elektronik yang hanya dapat dilihat atau didengar tanpa dirasakan, atau dalam media bukan elektronik yang juga dapat disaksikan, juga dalam bentuk pengaplikasian seperti peserta didik yang terjun langsung dalam lakon. Penyajian di sini bisa berupa grafis, bahan cetak, proyeksi, audio, audiovisual, atau film. Dalam objek, salah satunya dengan tiga dimensi yang dikaitkan pada penyampaian informasi bukan dalam bentuk penyajian, melainkan pengungkapan fisik seperti ukuran, berat, bentuk, warna atau fungsi.
Krikteria dalam pembelajaran tentunya harus mencakup nilai fungsi yang akan bermanfaat bagi peserta didik, tepat sasaran dan sesuai kebutuhan yang ada. Para tenaga pendidik memerlukan tujuan terarah yang akan memacu para peserta didik tentang kemanakah mereka akan melangkah, serta hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pembekalannya atau apa saja yang harus dilakukan setelah sampai pada tahap akhir. Alat ukur keberhasilan juga diperlukan sesekali, guna menguji sejauh mana mereka berkembang, contohnya dilakukan test atau penugasan. Media pembelajaran juga harus sejalan dengan tujuan, dan sesuai dengan taraf berpikir siswa, yang mana dalam memperolehnya tidak boleh sulit, menggunakan keterampilan tenaga pendidik untuk mengelola, serta dukungan terhadap bahan pembelajaran dan waktu yang cukup untuk mengembangkannya. Efektivitas, fleksibilitas, manfaat dan kualitasnya harus dipastikan agar semuanya berjalan dengan benar dan terarah.
Suatu media dikatakan berhasil pada penempatannya adalah ketika proses belajar dan mengajar terasa lebih menarik, hal ini akan memberikan dorongan pada peserta didik untuk terus menekuni belajar dan keilmuan yang mereka sukai. Peserta didik akan memahami segala jenis pembelajaran hingga timbul suatu keefektivan dalam pendidikan, dengan efisiensi yang akan meningkat karena sesuai dengan jalur dari tenaga pendidik serta jalur yang mereka mau. Tenaga pendidik juga bisa memberikan tahap termudah, hingga menaikan tingkatnya ke arah yang lebih sulit, sejalan dengan kecapaian peserta didik yang mereka ajar. Keberhasilan media pembelajaran ini juga akan terlihat dari konsentrasi dan motivasi yang tak bisa dilihat namun bisa dirasakan, hal tersebut akan memacu adanya semangat jiwa yang berkobar-kobar untuk menyerap segala macam keilmuan yang mereka pelajari. Pengalaman-pengalaman itu tentunya akan selalu terekam dalam memori peserta didik, membuat mereka akhirnya terpacu untuk terlibat dalam proses pembelajaran itu. Tentunya, bila mereka merasa nyaman dan suka dengan apa yang dikembangkan, maka keefektivan yang menjadi tujuan akan mudah untuk dicapai, dan masa depan para peserta didik akan dengan mudah mereka tata sebagaimana yang mereka ingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H