Masa Depan Tanpa Sampah: Sebuah Mimpi atau Kenyataan?
Tahun 2024, Matahari pagi menyapa kota. Udara segar terasa di setiap tarikan napas, jauh berbeda dari hiruk pikuk dan polusi yang mewarnai kota di masa lampau. Di taman-taman yang rindang, anak-anak bermain riang tanpa terhalang tumpukan sampah. Jalanan bersih berkilau, dihiasi dengan arsitektur modern yang ramah lingkungan.
Pemandangan ini bukan lagi khayalan, melainkan gambaran nyata dari "Masa Depan Tanpa Sampah" yang telah terwujud di abad ke-22. Mimpi yang dulu dianggap mustahil kini menjadi kenyataan, berkat kegigihan, inovasi, dan kerjasama dari seluruh umat manusia.
Angan-angan manusia di abad yang ditunggu-tunggu.
Krisis Sampah Menjadi Sebuah Ancaman Nyata
Pada abad ke-21, krisis sampah menjadi momok menakutkan bagi umat manusia. Tumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) terus menggunung, mencemari lingkungan, dan membahayakan kesehatan. Dampaknya sangat terasa di berbagai aspek kehidupan, mulai dari pencemaran air dan udara hingga perubahan iklim.
Di beberapa negara, krisis sampah mencapai titik kritis. Kota-kota besar dibanjiri sampah, menimbulkan bau busuk yang tak sedap dan menjadi sarang penyakit. TPA tak lagi mampu menampung sampah yang terus bertambah, dan solusi jangka pendek seperti pembakaran sampah hanya memperparah masalah pencemaran udara.
Di tengah-tengah keputusasaan, muncullah secercah harapan: Gerakan "Sampah Zero". Mimpi ambisius ini mengusung visi dunia tanpa sampah, di mana setiap jenis sampah diolah dan dimanfaatkan kembali, tanpa tersisa yang dibuang ke TPA.
Awalnya, banyak yang meragukan mimpi ini. Bagaimana mungkin kita bisa hidup tanpa menghasilkan sampah? Akan tetapi, tekad dan semangat para penggerak "Sampah Zero" tak pernah padam. Mereka terus berkarya, merintis solusi inovatif, dan menyebarkan kesadaran kepada masyarakat.
Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.