Kata "DO" (Drop Out) merupakan satu kata sering terlontar ketika peserta didik yang bermasalah akan dikeluarkan dari sekolah dan Kata "Kelas Khusus" merupakan dua kata sering terlontar ketika peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus ingin sekolah bersama peserta didik reguler dan biasanya diberi nama inklusi. Mari kita kaji bersama agar tidak gagal paham dan segala permasalahan di sekolah dapat segera tertangani dengan baik termasuk poin pentingnya adalah peserta didik bermasalah, apakah harus di keluarkan (DO) dari sekolah atau sekolah memiliki kelas khusus bagi peserta didik yang bermasalah?
Peserta didik bermasalah kerapkali jadi pusat perhatian oleh seluruh guru yang mengajar di sekolah tersebut, mereka membuat tensi guru mendadak naik karena kenakalan-kenakalan yang diciptakan baik di dalam kelas maupun diluar kelas sehingga memunculkan inisiatif guru agar dapat menghentikan itu semua. Akhirnya mereka selain mendapat teguran juga dipanggil bersama orangtua agar keluar sekolah (DO) untuk mencari sekolah baru, nah solusi seperti ini selalu tidak jarang para orangtua yang protes bahkan menangis memohon agar anaknya bisa dibimbing hingga menjadi baik dan tuntas sekolahnya.
Yang menjadi pertanyaan " apakah peserta didik tersebut ketika dikeluarkan dari sekolah dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk? ", hal ini harus benar-benar menjadi perhatian oleh semua guru agar lebih mengedepankan mendidik, orangtua mereka sangat menaruh harapan besar kepada para guru dan sekolah, orangtua mereka sangat tak berdaya bila melihat kenyataan pahit anaknya harus dikeluarkan dari sekolah.
Mungkin buka kelas khusus bisa menjadi solusi terbaik bagi sekolah manapun karena peserta didik yang bermasalah bila dianggap sangat mengganggu atau menjadi biang onar, pembuat ulah di sekolah. Di dalam kelas khusus sangat dipastikan akan mendapat perhatian yang intens dari para guru yang ditugaskan untuk menangani peserta didik tersebut baik dimulai dari cara belajarnya, gaya belajarnya hingga dapat meraih prestasi-prestasi kejuaraan di ajang perlombaan.
Dengan pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh guru di kelas khusus tersebut dapat dipastikan lambat laun mengimbas pada peserta didik bermasalah dapat kembali memahami akan arti pentingnya belajar, memahami kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk diperbaiki hingga memahami bagaimana diri mereka akhirnya bisa berguna, bermanfaat baik di sekolah maupun di masyarakatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H