Kurangnya informasi mengenai kepindahan terminal untuk penerbangan maskapai Garuda Indonesia di Terminal 3 (T3) Ultimate Cengkareng, membuat banyak penumpang kebingungan. Beruntunglah saya dapat berbincang-bincang dengan pengemudi kendaraan yang mengantarkan penumpang dari pesawat ke Terminal Kedatangan ketika tiba di Jakarta tanggal 7 Agustus 2016. Dari pengemudi tersebut saya mendapat keterangan tentang perpindahan Terminal Domestik untuk penerbangan Garuda Indonesia dari Terminal 2F ke T3 Ultimate pada tanggal 9 Agustus 2016. Serta informasi bahwa pihak maskapai maupun bandara telah menyiapkan armada pengantaran antar terminal bagi penumpang yang salah terminal.
Hari kedua pengoperasian perpindahan maskapai Garuda Indonesia ke T3 Ultimate, saya mendapat kesempatan mencoba terminal baru ini. Karena informasi sebelumnya, saya mengantisipasi ketidaktahuan saya akan tata letak terminal maupun tata letak dalam bangunan terminal yang tergolong baru dengan datang lebih awal beberapa jam sebelumnya.
Begitu turun dari taksi yang membawa saya ke bandara, kesan megah dan modern langsung tampak menyapa pengunjungnya. Saya sangat antusias ingin segera berkeliling melihat seperti apa dalamnya.
Memasuki bangunan setelah melewati pemeriksaan X-Ray, yang tampak adalah belum selesainya pembangunan dari terminal ini. Terlihat di lantai bawah masih ada bagian yang kurang mix dengan pemandangan dari luar gedung. Sebagian area di bawah belum terpasang keramik, beberapa bahan bangunan teronggok, dan besi melintang di dalam area yang belum terselesaikan pengerjaannya. Dari jauh deretan counter berjajar seolah berbaris menyambut pengunjung.
Sayangnya, di seputaran ruang keberangkatan kursi yang tersedia minim, sehingga banyak pengunjung yang diam berdiri kebingungan. Siasat lain yang dapat dilakukan ketika ingin duduk yaitu dengan membeli sesuatu di counter makanan. Akan tetapi ternyata counter makanan yang ada di ruang keberangkatan, berupa counter penjualan saja tanpa ada meja dan kursi untuk duduk bersantai. Hanya ada sedikit deretan meja dan kursi di ujung sebelah counter bubur Laota. Selebihnya tidak ada. Counter makanan yang tersedia diantaranya bubur Laota, Excelso, Krispy Creme, Coldstone, dan Starbucks.
Tidak seperti terminal 1 dan 2 bandara Cengkareng yang membuat orang berlama-lama di bagian sebelum pemeriksaan X-Ray kedua. Sebab ruang tunggu benar-benar diperuntukkan hanya untuk duduk dan menunggu waktu boarding saja. Tidak ada counter-counter makanan ataupun toko-toko yang menjual berbagai produk.
Di T3 Ultimate ini justru counter makanan, toko souvenir, buku ataupun penjual barang-barang lainnya serta Lounge berada di dalam ruang tunggu setelah pemeriksaan X-Ray kedua. Benar-benar mirip dengan terminal Domestik bandara Ngurah Rai, namun lebih besar. Saya pun tidak berlama-lama terdiam dan segera saja melewati pemeriksaan X-Ray yang menuju ke ruang tunggu.