Maman Suherman. Siapa yang tak mengenal nama ini di dunia media di Indonesia? Seorang jurnalis senior yang memiliki integritas dalam pekerjaannya. Berusaha untuk selalu berada dalam kebenaran meskipun berbagai tawaran menggiurkan menghampirinya.
Hal itulah yang ia ungkapkan dalam dua buku "Bokis". Bokis 1 : Kisah Gelap Dunia Seleb dan Bokis 2 : Potret Para Pesohor, dari yang Getir Sampai yang Kotor. Melalui kedua buku tersebut, secara blak-blakan ia ceritakan manis, pahit dan getir pengalaman hidup di dunia jurnalistik. Sangat menarik untuk disimak. Membuat hati miris, sedih, kaget, geleng-geleng kepala, tersenyum, tertawa, semuanya bercampur menjadi satu. Mengaduk-ngaduk batin pembaca dengan kebenaran yang tersembunyi selama ini.
Sekilas melihat cover buku terbitan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) yang bergambar kartun, membuat saya mengira isinya adalah komik dan terlihat seperti buku kelas kacangan. Namun ternyata, isinya begitu berisi dengan gaya penulisan yang ringan sehingga menyentuh hati. Maman bercerita tentang kehidupan artis, tokoh politik maupun orang terkenal lainnya yang penuh dengan kebohongan publik, kamuflase, dan perjuangan menuju puncak dengan menghalalkan segala cara. Sebuah potret buram yang tergambar dalam kehidupan. Semuanya karena harta, takhta dan wanita.
Dalam buku ini pembaca akan mengetahui berbagai cerita dunia hiburan Indonesia yang membuat terheran-heran. Tentang para orangtua demi terkenalnya sang anak, rela melakukan apapun hingga menjual anak gadisnya tersebut. Seorang suami yang dengan sengaja merekam proses aborsi istrinya dan membawa rekamannya kepada para wartawan untuk dijual. Para artis yang menjadi barang dagangan dan atau malah memperdagangkan dirinya. Bahkan pengaturan pemenang dalam sebuah ajang pemilihan dan penobatan gelar. Yang negatif penuh sensasi, yang menghasilkan lebih banyak uang. Dan cerita lainnya yang harus Anda baca sendiri.
Sesuai dengan acara yang dibawakan oleh Maman Suherman dalam acara Mata Hati di Kompas TV, buku ini juga memberikan informasi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Bedanya, kalau di acara tersebut, pemirsa akan mengetahui dengan jelas siapa sang artis ataupun tokoh yang diwawancarainya. Sedangkan di buku Bokis, Maman tak mau mengungkapkan identitas si pelaku. Ia hanya memberikan sinyal-sinyal dan petunjuk yang mengarahkan pembaca pada seseorang. Maman membiarkan pembaca menebak sendiri siapa tokoh yang ia ceritakan.
Pria kelahiran Makasar, 10 November 1965 itu, secara tak langsung mengupas kehidupan yang dijalaninya sebagai seorang pewarta. Sangat berat dan banyak tantangannya. Harus mempertahankan kehidupan dengan uang yang pas-pasan, menghadapi ancaman dari narasumber, tawaran yang menggiurkan baik uang maupun wanita, hingga berbenturan dengan rekan sesama wartawan. Â Membaca kedua buku tersebut, membuka mata dan hati tentang kehidupan keras para kuli tinta.
Maman juga menceritakan kehidupan yang bermoral untuk menyeimbangkan ulasannya. Bahwa tidak semua artis, tokoh, maupun wartawan melakukan hal-hal buruk. Masih ada orang-orang yang menjunjung tinggi integritas dan melawan arus. Dibalik semua kesenangan ada pula kesedihan. Sebaliknya dibalik semua kesedihan ada kebaikan di dalamnya.
Ingatlah mulai sekarang, bahwa yang anda lihat di layar kaca belum tentu yang sesungguhnya. Bisa jadi itu hanyalah tipuan untuk mendongkrak popularitas. Namun tidak dapat dipungkiri masih ada orang-orang berkualitas yang memegang teguh integritas di balik carut marutnya dunia hiburan dan politik Indonesia. Meskipun hanya segelintir orang yang mempertahankan kewarasannya. Itulah inti dari Bokis milik Maman Suherman. Jadi, tertarik untuk membacanya?
Judul Buku : Â Bokis 1 : Kisah Gelap Dunia Seleb dan Bokis
                           Bokis 2 : Potret Para Pesohor, dari yang Getir Sampai yang Kotor
Pengarang : Â Â Maman Suherman