Belakangan ini, satuan perawat di Indonesia mulai angkat bicara. Setelah memberikan segenap jiwa dan raga untuk menjalankan tugas kemanusiaan dalam memerangi paparan virus corona ini. Beredar kabar bahwa jenazah salah seorang sejawat perawat yang ditolak warga saat akan dikebumikan. Hal itu sontak membuat kaget semua kalangan perawat dimanapun berada, yang memegang andil untuk merawat pasien terpapar covid19, maupun yang tidak  mendapat amanah untuk  merawatnya. Kejadian tersebut membuat teman sejawat profesi perawat pun merasa geram. Hingga beredar tulisan "KAMI BERIKAN JASA KAMI, JANGAN TOLAK JASAD KAMI". Perilaku yang dilakukan oleh warga ternyata menuai reaksi hebat, hingga pemerintah turut bertindak.Â
Sesungguhnya kejadian ini sangat disayangkan, mengapa bisa terjadi? Â Naluri kemanusiaan seseorang seakan tergerus karena kepanikan yang tak diiringi pengetahuan, miris. ILMIKI atau Ikatan Lembaga Mahasiswa Keperawatan Indonesia mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap sikap masyarakat iyang kurang peduli terhadap pengorbanan para tenaga kesehatan.
"Miris sekali, akhir-akhir ini banyak berita mengenai diskriminasi pada para relawan dan tenaga kesehatan, khisisnya perawat. Tidak hanya itu, pengorbanan mereka selama ini pun, dianggap tak berarti, hingga di akhir hayatnya ditolak kesana kemari."
Begitulah kira-kira ungkapan kekecewaan yang mereka tuliskan di postingan Instagram mereka beberapa hari yang lalu. Dan setelah postingan tersebut, mereka memublikasikan ajakan kepada mahasiswa keperawatan di seluruh Indonesia untuk memasang twibbon pita hitam. Mengingat, peristiwa yang terjadi saat ini terhadap perawat Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai penghormatan terhadap perawat, sang pahlawan kemanusiaan yang telah gugur dalam menjalankan tugas kemanusiaan memerangi wabah covid19.
SATUKAN ASA, JAYA PERAWAT INDONESIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H