Mohon tunggu...
Tria Annisa
Tria Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pendidikan bahasa indonesia universitas Muhammadiyah A.R Fachrudin

Hobi: membaca Kepribadian :aktif(esktrofert)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Feminisme dalam Karya Sastra Indonesia

6 Desember 2024   17:02 Diperbarui: 7 Desember 2024   21:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Apakah representasi perempuan dalam karya sastra modern sudah lebih adil dibandingkan karya sastra klasik?jawabannya adalah ya. Bahkan karya sastra modern sudah sangat adil dalam representasi perempuan dalam berkarya. Dengan nilai dari feminisme juga kita dapat mengekspos dan mendemonstrasikan sistem patriarki dalam sastra. Karena,dalam karya sasra sistem patriarki bisa kita hempaskan atau kita hapuskan sistem patriarki tersebut. Setiap penulis yang memiliki nilai feminisme pasti akan mengkritik atau menyindir secara halus maupun kasar melalui karya sastra seperti novel,cerpen,drama,maupun puisi.
Tidak jarang karya sastra indonesia menggunakan teori feminisme. Bahkan ibu-ibu di indonesia pasti sering melihat teori feminisme didalam tv.

Mengapa banyak sekali karya sastra indonesia yang memakai teori feminisme?

Jawaban nya sangat singkat,karena indonesia masih memakai sistem patriarki. Yang dimana banyak para perempuan yang tidak diperbolehkan bekerja dan bersekolah tinggi-tinggi. Alasannya apa sih? Karena banyak orang berpendapat jika perempuan bekerja dan dapat menghasilkan uang maka perempuan tersebut tidak membutuhkan laki-laki. Dan bila akan percuma jika perempuan bersekolah tinggi-tinggi bila ujungnya hanya akan berada di dapur. Dari pengalaman inilah banyak para penulis perempuan yang speak up dan berusaha untuk mmbuat perempuan dapat memiliki hak nya sendiri. Sehingga terciptalah karya sastra yang memakai teori feminisme seperti novel "siti nurbaya" karya marah roesli,"mereka bilang saya monyet"karya djenar maesal ayu,"sang pemimpi"karya andrea hirata,dan banyak lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun