Mohon tunggu...
Tria Mustika Tresna
Tria Mustika Tresna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku hanya muslimah yang tengah berjuang menjadi hamba Allah yang baik dan benar!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cahaya Itu Terang! Part 1 Syarifah Annisa

19 Oktober 2012   01:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:40 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah... Nampaknya ceritaku itu masih belumlah usai mengenai sosok berwajah teduh yang kini tengah berstudi di Fakultas Pendidikan Agama Islam-UNISBA.Saudariku yang satu ini awalnya berada dalam jalur pendidikan yang sama denganku di salah satu Universitas Swasta di Bandung yaitu Teknik Informatika. Namun sudah menjadi jalan Allah sepertinya hingga, dirinya pun ditemukan dengan jalannya yang lain supaya bisa lebih bermanfaat lagi ilmunya di jalan Allah. Syarifah Annisa yang baru saya tahu bernama lengkap Syarifatun Nisa Nurul Hidayah ini sebenarnya merupakan salah satu santri program mahasiswa di Darut Tauhid Bandung pada tahun 2010. Tak salah jika tauhid yang kudapati dalam dirinya begitu kuat, sifat tawadhu yang ada dalam dirinya terasa amat kental dengan kesehariannya. Begitulah yang aku tahu bagaimana cara pondok pesantren ini mendidik para santri-santrinya. Bumi Bandung dalam teriknya memang selalu terasa begitu sejuk, kala kudapati orang-orang sholeh dan sholehah terhampar di tanahnya yang gersang. Cahaya itu terang. Kembali aku katakan hal yang demikian, karena memang itulah kebenaran cahaya Allah. Terang dan menerangkan setiap kelumit-kelumit di hati yang gelap. Sejak saat itu, aku mulai mengenakan jilbabku secara "layak" dan benar. Tak ada lagi kini prasangka rasa panas kala kukenakan jilbab lebar menjuntai setiap kali aku pergi kemanapun dan melakukan apapun. Karena sesungguhnya kesujukan itu hadir bukan dari apa yang terasa di luar, namun apa yang tengah terucap di hati. Dari wanita berwajah teduh ini, sungguh Allah membukakan setiap belenggu-belenggu ego dalam diriku. Belenggu ego yang siap menghantarkanku pada terik yang jauh lebih terik dari panasnya cuaca di bumi. Na'udzubillha, aku bersyukur karena sekarang yang kudapati adalah diriku yang sekarang ini. Yang berusaha mengabdikan hidupku dan matiku di jalan-Nya, bersama orang-orang yang sama-sama berjuang hal yang sama. Terima kasih ya  Allah, karena Engkau telah mengirimkan keteduhan kepadanya agar mendidikku jauh lebih baik. Terima kasih ya Allah, karena Engkau telah membuatku faham bahwa nyatanya kesejukan itu tampak bukan dari seberapa indah kita terpandang oleh makhluk-Mu, namun seberapa indah kita mampu mentaati perintah-Mu. Terima kasih Ya Allah, karena kini aku mampu menjadi apa-apa dengan jilbabku. Terima kasih Ya Allah, kini aku mampu meleburkan keraguan orang-orang yang melihatku dengan jilbabku. Terima Kasih Ya Allah, karena Engkau telah mempertemukan aku dengan sahabat yang mampu menyentuh hatiku untuk senantiasa memeluk pengabdian ini erat. Yang tidak pernah bosan untuk terus menggali ilmu, tidak pernah bosan untuk menebarkan ilmu dan tidak pernah bosan untuk terus memperbaiki kesalahan diri. Maha Suci Engkau dengan segala rencana-renacana terang-Mu. Sungguh Cahaya itu terang, seterang Engkau menjabarkan sebuah kebenaran. Seterang Engkau mendefinisikan keimanan, seterang Engkau mengukir pertemuan, dan seterang Engkau membolak-balikan hati hamba-hamba-Mu untuk senantiasa taat kepadamu. Sungguh Cahaya itu terang, seterang yang kudapai dalam diri untuk kembali kepada-Mu. . Puisi Untukmu Wahai Ukhti.. Wahai Engkau yang teduh hati dan parasnya Aku bersyukur karena Allah telah mempertemukan kita dijalan-Nya Menjadikanku selamat dari abu kehidupan yang gersang Menjadikanku kembali merengkuh dan memegang erat imanku yang hampir terkikis Maha Benar Allah dengan cahayanya Cahaya itu terang, seterang Allah menjabarkan pertemuan kita Waha engkau yang lembut tutur katanya Bagiku engkau bukan sekedar sahabat Bagiku engkau adalah saudariku Terima kasih wahai engkau yang telah terpilih untuk menjadi jalanku kepada-Nya Karena teguhmu telah menggetarkan denyut-denyut keimanan ini kepada posisinya Tak mungkin kusanggup mengukir ucap terima kasih kepada Allah dan kepadamu seterang hidayah ini Namun hanya ukiran doa yang bisa aku panjatkan dalam sujudku yang mungkin tak seberapa ini Semoga Allah senantiasa menjagamu, Mengukir indah bahagia itu seterang cahaya untukmu Dan keistiqomahan yang sejuk, sesejuk sifat-sifatmu.. Note : Terima Kasih Untuk sahabatku, saudariku, dan penyelamat imanku atas izin Allah Syarifatun Nisa Nurul Hidaya, Uhibbuki fillah, semoga Allah senantiasa menjaga-Mu dan menjadikanmu ukiran hati untuk mereka yang ingin kembali ke jalan-Nya. Amiin..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun