Mohon tunggu...
Tria Noor Fatonah
Tria Noor Fatonah Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswi

Mahasiswi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Sistem Pembelajaran Matematika Yang Diterapkan Selama Masa Pandemi

16 Desember 2020   17:56 Diperbarui: 16 Desember 2020   19:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran di sekolah sebelumnya dilakukan secara langsung dengan tatap muka, namun kini berubah semenjak adanya Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) yang sudah masuk indonesia pada awal bulan maret hingga akhir tahun 2020 ini belum usai. Adanya COVID-19 ini berdampak pada berbagai sektor seperti; sosial, ekonomi, pariwisata, bahkan pendidikan juga mengalami dampak yang sangat signifikan. Banyak sekolah diberbagai negara menutup sekolah sekolah untuk meminimalisir penyebaran virus. Begitu juga Indonesia melaksanan penutupan sekolah untuk melindungi peserta didik dari kemungkinan tertular COVID-19.

Melihat kondisi itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim Mengeluarkan surat edaran Nomor 4 tahun 2020 pada tanggal 24 Maret berisi tentang pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19. Dalam surat dijelaskan bahwa proses pembelajaran dilaksanakan dirumah melalui daring atau jarak jauh tanpa bertatapan langsung. Menteri Pendidikan juga mengatakan bahwa kurikulum yang akan digunakan selama masa pandemi merupakan kurikulum darurat. Dimana kurikulum darurat merupakan penyederhanaan kompetensi dasar yang mengacu pada kurikulum 2013. Pada kurikulum darurat ini ada pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran, sehingga berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selannjutnya.

Dalam masa pandemi pembelajaran yang dilakukan secara daring memanfaatkan teknologi informasi sebagai media untuk pelaksanaan pembelajaran. Namun, perubahan proses pembelajaran secara tiba-tiba ini membuat guru, peserta didik, maupun orangtua menjadi terkejut. Pemanfaatan teknologi harus menjadi acuan bagi guru untuk mampu menghadirkan proses pembelajaran yang menarik serta dapat memberi ruang gerak bagi siswa untuk mampu bereksplorasi, memudahkan interaksi antar siswa maupun siswa antar guru terutama dalam proses pembelajaran matematika.

Pembelajaran Matematika adalah suatu kegiatan belajar ilmu pengetahuan yang menggunakan nalar dan terstruktur dengan melibatkan pikiran serta aktifitas dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan menyampaikan suatu informasi atau gagasan. Dalam menanamkan konsep pembelajaran matematika dapat dimulai dengan pengenalan masalah secara kontekstual yaitu belajar mengenai konsep dan struktur materi matematika. Dengan mengajukan masalah secara kontekstual, peserta didik dapat dibimbing secara bertahap untuk menguasai konsep dalam matematika. Supaya dapat memaksimalkan pembelajaran matematika secara daring, maka dibutuhkan teknologi informasi serta alat peraga ataupun media internet untuk penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Melalui pembelajaran daring siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti google classroom, google meet, video converence, zoom, whatsapp,atau aplikasi yang lain.

Dan ternyata penggunaan internet sebagai media untuk pembelajaran secara daring tidak memberikan dampak baik bagi semua peserta didik. Dikarenakan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan siswa dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Faktor yang mempengaruhi tersebut diantarannya yaitu lingkungan dan karakter siswa sendiri. Faktor lingkungan diantaranya yaitu peran serta kesiapan orang tua membimbing siswa melakukan pembelajaran secara daring dan akses jaringan internet diberbagai daerah di Indonesia berbeda-beda. Jika jaringan lancar maka proses pembelajaran juga dapat lancar namun jika jaringan tidak lancar maka proses pembelajaran tidak dapat lancar. Karakter siswa yang mempengaruhi yaitu semangat dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Jika siswa memiliki semangat dan antusias yang tinggi maka hasil yang didapat akan maksimal, akan tetapi kebanyakan siswa selama pembelajaran daring ini memiliki semangat dan antusias yang rendah oleh karena itu tidak dapat berjalan dengan maksimal. Apalagi pembelajaran matematika yang dianggap oleh sebagian besar peserta didik akan sulit dipelajari jika tidak langsung bertatap muka dengan guru.

Dalam pembelajaran matematika selama masa pandemi baik guru, siswa, maupun orangtua memiliki sisi negatif yang mereka rasakan. Misalnya guru tidak dapat memberikan feedback secara langsung dan cepat ketika ada pertanyaan dari peserta didik, lalu guru juga tidak dapat menjelaskan materi dengann baik karena ketika melakukan diskusi melalui zoom ada peserta didik yang keluar dengan alasan susah sinyal sehingga proses pembelajaran tidak berjalan secara maksimal. Dengan pembelajaran daring peserta didik terkadang kurang pemahaman ketika diberi penjelasan online, sebab matematika itu abstrak ketika tidak dijelaskan dengan media. Oleh karena itu peran orangtua selama masa pandemi juga sangatlah penting dan harusnya berperan aktif untuk dapat mengajari anaknya agar memahami materi yang guru jelaskan.

Oleh karena itu seorang guru memegang peran dan kedudukan yang  penting dalam proses pembelajaram matematika secara daring. Guru dituntut untuk menguasai dan mengembangkan metode proses pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan tentunya juga harus ada dorongan dari lingkungan peserta didik sendiri. Guru dapat membuat video pembelajaran yang menjelaskan materi matematika langkah demi langkahnya lalu di upload ke youtube atau di bagikan ke grup kelas peserta didik sehingga peserta didik dapat mempelajari materi matematika berulang-ulang hingga mereka paham. Lalu setelah membagikan video guru dapat memberi waktu untuk peserta didik memahami materi misalnya, diberi waktu satu jam. Setelah diberi waktu untuk memahami materi guru dapat memerikan soal latihan untuk menguji pemahaman peserta didik barulah nanti soal tersebut di bahas bersama-sama agar semua peserta didik dapat memahami soal tersebut.

Namun ternyata pembelajaran daring selama masa pandemi juga memiliki sisi positif yaitu semua elemen dapat melek terhadap eknologi dengan mengenal berbagai aplikasi pembelajaran tatap nuka yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran secara daring. Dan pembelajaran menggunakan aplikasi tatap muka secara langsung seperti zoom atau google meet dapat memberikan pengalaman belajaryang lebih menyenangkan bagi peserta didik karena dapat langsung mendengar penjelasan materi yang di sampaikan dan dapat melihat serta menyapa  teman-teman sekelasnya. Selama masa pandemi hingga akhir tahun 2020 ini itulah sistem pembelajaran matematika yang digunakan.

Oleh: Tria Noor Fatonah|Mahasiswi Pendidikan Matematika|Universitas Maritim Raja Ali Haji

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun