Mohon tunggu...
Tria Lestari
Tria Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

saya menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia

25 Desember 2022   09:59 Diperbarui: 25 Desember 2022   10:05 3105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI

TOPIK 4

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

Pancasila merupakan fondasi atau dasar  negara Indonesia artinya seluruh warga   Indonesia disatukan dalam cita-cita yang sama untuk mngembangkan diri dan berkontribusi bagi perwujudan nilai-nilai Pancasila. Pancasila juga telah menjadi entitas sekaligus identitas dari bangsa Indonesia dimana etitas merupakan ciri khas tersendiri yang mengandung nilai-nilai keberagaman di dalamnya. Sementara  identitas bangsa  Indonesia merupakan dasar negara Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur budaya, cita-cita, dan harapan bangsa. 

Pancasila sebagai identitas manusia Indonesia mengandung tiga nilai yakni Pancasila, nilai kebhinekaan, dan religiusitas. Pancasila menjadi acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk sebagai acuan dalam mewujudkan pembangunan nasional salah satunya di bidang Pendidikan. Oleh sebab itu, kandungan yang ada di dalam Pancasila harus dijadikan suatu pedoman dalam Pendidikan di Indonesia.  

Salah satu karakter bangsa Indonesia adalah kebhinekaan (diversity) dalam suku, ras, agama dan budaya. Masyarakat Indonesia hidup tersebar di wilayah Indonesia yang terdiri ribuan pulau, suku, dan wilayah yang dikelilingi laut. Keragaman budaya, suku, ras, religiusitas dan agama merupakan kekayaan yang membentuk identitas Indonesia. Untuk menjadi bangsa yang tetap bersatu dan berkembang, ada kebutuhan untuk selalu melestarikan kemajemukan, menjaga persatuan, menumbuhkan persaudaraan, menguatkan kesetiakawanan dan menegaskan identitas bangsa yang majemuk. 

Nilai-nilai budaya dan religius diartikulasikan dalam lima sila dalam Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila menjadi Entitas dan Identitas bangsa Indonesia dalam Kebhinekaan dalam setiap latar belakang  kehidupan agama, sosial budaya dan ekonomi. Nilai-nilai pancasila menjadi dasar pengembangan paradigma pendidikan transformatif untuk melestarikan kemajemukan budaya, agama, ras dan suku di tengah tantangan dan ancaman keterpecahan hidup berbangsa terutama pada abad 21. Pendidikan Nasional Indonesia bermuara pada Profil Pelajar Pancasila sebagai perwujudan manusia Indonesia yang kuat dengan nilai-nilai luhur budaya yang menjadi akar pendidikan dalam upaya memaknai dan menghayati nilai-nilai kemanusiaan. Untuk mewujudkan  Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan abad 21 yakni Rutinitas sebelum pembelajaran membaca Alquran (Tadarus), Membiasakan sholat dhuha dan dzuhur Bersama, Kegiatan P5  Projek Penguatan profil Pelajar Pancasila, Menanamkan Kebiasaan positif kepada siswa seperti kegiatan gotong royong, dan Penugasan yang memicu kreatifitas seperti membatik dan observasi ke mesuem.

Dapat  di  simpulkan  bahwa  keterkaitan  antara  topik  1,  2,  dan  3  dengan  Pancasila  dan  Profil Pelajar  Pancasila  adalah  para  pendidik  harus  tetap  terbuka  namun  tetap  waspada  terhadap perubahan-perubahan  yang  terjadi,  tidak  hanya  meniru,  harus  diselaraskan  lebih  dahulu  dan selalu menjadi mempertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat  dijadikan  sebagai  sumber  belajar.  KHD  menerapkan  pandangan  humanistik  dengan mengacu  pada  sistem  among,  Sebagai  guru  membantu  siswa  untuk  menemukan, mengembangkan,  mencoba  mempraktikkan  kemampuan-kemampuan  yang  mereka  miliki  dan membiarkan siswa belajar dari pengalamannya sendiri. Perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan  kehendak  atau  kemauan  sehingga  menimbulkan  budi  pekerti  perpaduan  antara  Cipta (kognitif),  Karsa  (afektif)  sehingga  menciptakan  Karya  (psikomotor),  mengacu  pada  konsep pendidikan  menurut  Ki  Hadjar  Dewantara,  yaitu  menjadi  tauladan  (ing  ngarsa  sung  tulada),membimbing dengan  baik,  memberikan stimulus-stimulus positif sesuai dengan kebutuhan dan minat  siswa  (ing  madya  mangun  karsa)  dan  mengamati,  mengikuti,  mengarahkan  serta mendorong peserta didik dalam menginplementasikan apa  yang dipelajari (tut wuri  handayani). Hal  tersebut  harus  mengacu  pada  profile  pelajar  pancasila  yaitu  :  Beriman,  bertakwa  kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Bergotong royong, Mandiri, Bernalar kritis, dan kreatif, Semua hal di atas di adopsi dan diselaraskan dengan nilai-nilai luhur dan identitas bangsa sesuai dengan social budaya yang ada di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun