Apakah kau tau Tuan?
Betapa sulitnya aku menghapus namamu?
Tinta merah yang kau lukis di kanvas hati
Kini berubah darah dalam luasnya telaga air mata
Kau yang kusebut rumah,
ternyata tak berpondasi,
kau yang kukira ramah,
ternyata ahli dalam menyakiti.
Tuan...
ternyata rumah bukan sekadar bangunan
perlu bahan-bahan yang kokoh
sedang kita sudah lama roboh
Haruskah aku memperbaiki bangunan itu?
Atau membiarkannya hancur tak tersisa?
Kubukan lagi untukmu
Singkatnya kau hanya tamu
duduk diam melihat-lihat
hingga tak sadar kau telah menyayat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI