Mohon tunggu...
Tri WulaningPurnami
Tri WulaningPurnami Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 1 Sutabaya

Literasi, sastra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misteri Glenmore Jejak Tersembunyi Bumi Blambangan

13 November 2024   20:56 Diperbarui: 13 November 2024   21:11 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Yety Chotimah

Mts. Negeri 6 berada di kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Nama yang indah dan terkenal ini ternyata ada di Banyuwangi. Pak Nur Wakil Kepala Bidang Kurikulum menjelaskan bahwa nama Glenmore memiliki nilai sejarah bagi masyarakat Banyuwangi. Glenmore adalah nama yang diberikan oleh Ros Taylor dari Skotlandia. Ia merupakan salah satu pengusaha Eropa dari sejumlah investor yang diundang pemerintah Belanda untuk membuka perkebunan di Banyuwangi. Ia membeli lahan seluas 163.800 hektare di sebelah selatan lereng Gung Raung. Tepatnya 2 Februari 1910, Ros Taylor memulai kegiatan usaha perkebunannya. Ia juga membangun Glenmore Estate untuk menunjang bisnisnya.

Penjelasan Pak Nur sangat menarik dan membekas. Dijelaskan pula bahwa ada 16 tempat di dunia ini yang menggunakan nama Glenmore. Di Amerika Serikat tersebar di  9 negara bagian. Di Irlandia ada 4 tempat, satu di Inggris, satu di Australia, dan satu di Indonesia tepatnya di Banyuwangi. Uniknya selain nama Glenmore juga ada di beberapa negara, kontur Glenmore juga sama yaitu daerahnya berbukit-bukit.

Udara Glenmore sejuk karena merupakan wilayah dataran tinggi. Banyak peninggalan asing khususnya peninggalan kolonial Belanda masih ditemukan saat ini. Di sini banyak perkebunan kopi dan coklat. Perkebunan kopi dan kakao juga tinggalan Ros Taylor yang sudah dibeli oleh pemerintah Indonesia. Juga masih beroperasi pabrik gula yang didirikan pada zaman kolonial Belanda. Bahkan pabrik gula Glenmore merupakan salah satu penghasil gula terbesar dan termodern di Indonesia. Selain itu juga memiliki tempat wisata menarik yang cukup terkenal.

Ulasan menarik menggelitik 4 penyair JSAT yang sedang visit school. Usai salat Jumat, sambil menuju arah pulang ke RBO kami diajak ke perkebunan kakao di Doesoen Kakau, desa Kendenlembu. Perjalanan ke sana sangat indah. Kiri kanan banyak kebun tebu untuk memasok pabrik gula Glenmore. Saat melewati, pabrik gula tersebut sedang giling. Dari jauh tampak berada di tengah kebun tebu. Sangat menawan. Melewati kebun tebu, banyak pohon kakao. Tampak di kejauhan bukit-bukit mengelilingi Glenmore. Langit biru sedang bersih-bersihnya. Tiada awan menggantung.

Masuk desa Kendenlembu hawa terasa makin sejuk. Waktu sudah tergelincir ke arah 13.30 wib. Di sini kami dijamu makan siang. Menu olahan khas Banyuwangi benar-benar memanjakan lidah. Di perkebunan kakao kami dapat melihat bentuk rumah Osing, walaupun harus turun jauh. Sayang waktunya sangat terbatas. Semua harus kembali ke RBO sebelum magrib agar tidak terlambat mengikuti kegiatan JSAT pada malam harinya.

Terima kasih kepada Kepala Mts. Negeri 6 Banyuwangi beserta semua staf dan karyawan yang telah menyambut dan menjamu dengan baik. Echo Coffee Pure Robusta produk unggulan sekolah kini menjadi teman menghirup rindu BWI. Seperti pesan yang disampaikan oleh Pak Kholiq Masduki, Kepala MTs Negeri 6 Banyuwangi, "Semoga kelak berjumpa lagi." (wul)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun