Mohon tunggu...
Tri WulaningPurnami
Tri WulaningPurnami Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 1 Sutabaya

Literasi, sastra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cahaya Kehidupan Desa Kemiren

5 November 2024   22:00 Diperbarui: 5 November 2024   22:05 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ID Card Peserta

Jambore Sastra Asia Tenggara 2024 dipusatkan di Banyuwangi. Kabupaten paling timur dari Provinsi Jawa Timur. Perhelatan sejatinya dimulai tanggal 24-26 Oktober 2024. Tapi banyak peserta datang lebih awal karena beberapa faktor. Di antaranya adalah sarana transportasi dan hari kerja. Bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi, panitia dengan sigap melakukan penjemputan di beberapa titip kedatangan peserta. Hebatnya, penjemputan dilakukan jam berapa pun. Termasuk kedatangan sebelum hari pelaksanaan tiba. Banyak peserta yang datang lebih awal, memanfaatkan momen tersebut untuk mengenal sejarah Banyuwangi lebih dekat.

Penulis sendiri datang pada tanggal 24 Oktober 2024. Menggunakan kereta api Probowangi, sampai di stasiun Banyuwangi Kota sekitar pukul 12.30 wib. Bersama eserta lolos lainya, dijemput panitia dan dibawa ke Rumah Budaya Osing, desa Kemiren, kecamatan Glagah. Dinding gedheg (bambu) menyambut kedatangan kami. Tercium aroma pedesaan pada bayangan. Setelah regristrasi dan menerima kaos JST ASEAN 2024, kami diajak ke joglo yang dibagian belakang yang menyatu dengan RBO. Menikmati nasi kotak sambil mengakrabkan diri dengan peserta lain yang datang bersamaan. 

Sedang asyik bercakap tiba-tiba datang enam motor yang dikendarai anak-anak muda tak dikenal. Ternyata mereka yang akan mengantar ke penginapan. Mulai bertanya-tanya, diinapkan di mana? Apakah jauh dari RBO? Apakah perjalanan menuju penginapan menanjak? Belum juga terjawab, penulis didatangi salah satu dari mereka. Setelah bertanya nama, mengecek pada gawainya, langsung memberi tahu kawannya tempat menginap untuk penulis. Gerak cepat. Koper diangkat, diserahkan pada satu pengendara. Pengendara satu lagi minta penulis duduk di belakangnya. Tahu-tahu dua motor melaju dengan cepat. Belum usai berpikir dan menikmati perjalanan, motor sudah berhenti pada satu rumah penduduk yang ada di belakang jalan. Tidak sampai lima menit. Perjalanan tercepat naik kendaraan.

Dari dalam rumah, tampak seorang ibu tersenyum ramah menyambut. Deretan gigi dan  cahaya matanya menumbuhkan kekuatan di balik was-was. Maklum saja, ini daerah baru. Semua peserta ternyata diinapkan pada guest house masyarakan pedesaan. Tidur di rumah penduduk dengan banyak tanaman di depan rumah. Setelah bersalaman dan mengenal diri, ditawari kehangatan yang mengesankan. "Mau minum apa? Di sini semua ada. Mau kopi Osing?" Rasanya nyaman dengan sambutan luar biasa tersebut. Penulis mulai belajar menyesuaikan diri. Kendala pertama adalah bahasa. Tuan rumah tidak bisa berbahasa Jawa dan sedikit bisa bahasa Indonesia. Sedangkan penulis tidak bisa berbahasa Osing. Di sinilah kelucuan sering terjadi akibat pemahaman yang berbeda. Ketika Ibu atau Bapak pemilik rumah bercerita, penulis sering bertanya, "Tadi cerita apa?"

Selain penulis, di rumah itu sudah ada dua peserta dari Sumenep dan Jember. Keduanya adalah pelajar yang juga lolos pada JSAT 2024. Bersyukur serumah dengan keduanya. Mereka inilah yang sering mengartikan bahasa-bahasa yang tidak penulis pahami. Pengalaman jambore sastra yang menginap di rumah warga adalah baru pertama kali. Benar-benar berkesan. Bisa menimba adat dan budaya Banyuwangi pada masyarakat secara langsung. Menikmati hidangan ala desa Kemiren. Mengetahui kehidupan warga desa dalam keseharian.(wul)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun