Bagi warga dunia, 22 Desember selalu diperingati sebagai hari ibu. Tidak sedikit yang membuat surprise hingga pesta kecil khusus keluarga. Tapi mungkin tidak dengan sebagian orang.
Bagi penulis, setiap hari adalah hari ibu. Karena sosok ibu lah yang mampu menjadi sandaran dan tempat mengadu bagi anak-anaknya selain Tuhan Yang Maha Esa.
Ibu adalah orang yang tidak pernah mengeluh, sekalipun peluh sudah membanjiri sedari subuh. Rela ia lakukan semua itu hanya untuk kebahagiaan buah hatinya.
Ia pun rela tertunda tidurnya sebelum nyenyak tidur kita. Bahkan ketika kita sakit, ia rela tidak tidur dengan nyenyak.
Pertanyaannya saat ini, apakah layak pengorbanan sebesar itu hanya dirayakan sekali dalam setahun?
Memang tidak ada salahnya jika hanya dirayakan sekali dalam setahun, sebagai momentum bagi kita selaku anaknya untuk mengingat betapa besar perjuangan seorang ibu.
Semoga, setelah kita dewasa, setelah kita mampu berdiri di bawah kaki sendiri, kita tidak pernah melupakan semua jasa itu. Kita mampu menghadirkan kebahagiaan setiap harinya, tanpa menunggu sekali dalam setahun.
Air Raja, 22 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H