Mohon tunggu...
Tri Wulan Sari
Tri Wulan Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi Badminton,membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revitalitas Pendidikan Kewarganegaraan : Meningkatkan Kesadaran Sosial dan Nasionalisme di Kalangan Siswa SD

24 Desember 2024   20:41 Diperbarui: 24 Desember 2024   20:41 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nasionalisme adalah landasan utama bagi kelangsungan sebuah bangsa. Dalam pendidikan dasar, penanaman nilai nasionalisme menjadi salah satu upaya penting untuk menciptakan generasi muda yang mencintai tanah air, memiliki kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab. Namun, berbagai penelitian menunjukkan adanya penurunan kesadaran sosial dan nasionalisme di kalangan siswa SD. Fenomena ini disebabkan oleh pengaruh globalisasi, metode pengajaran yang kurang efektif, serta rendahnya pemahaman terhadap sejarah bangsa. Artikel ini akan membahas bagaimana revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan kesadaran sosial dan nasionalisme siswa SD.

Nasionalisme tidak hanya sekadar cinta tanah air, tetapi juga melibatkan rasa loyalitas terhadap bangsa dan negara. Menurut Fathoni dan Najicha (2022), nasionalisme mencakup penghormatan terhadap budaya, sejarah, dan keberagaman yang ada di dalam bangsa. Masa pendidikan dasar adalah waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai ini karena karakter siswa mulai terbentuk di usia ini. Contohnya, kegiatan upacara bendera di sekolah dapat menjadi cara efektif untuk membentuk kedisiplinan dan rasa hormat terhadap simbol negara. Namun, sayangnya, banyak siswa menganggap kegiatan tersebut monoton dan hanya sebatas formalitas.

Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya menjadi alat utama dalam menanamkan nasionalisme, tetapi terdapat sejumlah hambatan. Salah satu kendalanya adalah metode pengajaran yang masih didominasi oleh ceramah, sehingga siswa sulit memahami dan menerapkan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, banyak guru yang kurang mampu mengintegrasikan nilai nasionalisme ke dalam pembelajaran secara menarik. Selain itu, globalisasi dan teknologi informasi membuat siswa lebih terpapar budaya asing dibandingkan budaya lokal. Hal ini mengakibatkan melemahnya rasa kebanggaan terhadap identitas nasional. Kurikulum yang kurang menekankan pentingnya pembelajaran sejarah bangsa juga menjadi faktor yang melemahkan pemahaman siswa terhadap nasionalisme.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa strategi dapat diterapkan. Pertama, menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, seperti diskusi kelompok, simulasi, atau proyek berbasis masyarakat, dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam memahami nilai-nilai nasionalisme. Kegiatan seperti simulasi musyawarah atau eksplorasi budaya lokal juga dapat membantu siswa memahami nilai-nilai nasionalisme secara nyata. Selain itu, penting untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam semua mata pelajaran, tidak hanya dalam PKn, tetapi juga dalam sejarah dan seni budaya. Hal ini membantu siswa lebih mengenal perjuangan bangsa dan pentingnya melestarikan budaya lokal. Upacara bendera yang lebih menarik dan bermakna dapat diadakan dengan memanfaatkan teknologi, seperti video dokumenter tentang sejarah bangsa. Peningkatan kompetensi guru dalam menyampaikan materi dengan cara yang kreatif dan relevan juga sangat penting. Guru harus menjadi teladan dalam menunjukkan sikap nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan nasionalisme juga perlu dilakukan, misalnya dengan mengenalkan tradisi lokal atau mengajak siswa mengunjungi tempat bersejarah. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler, seperti pramuka, lomba kebangsaan, dan pertunjukan seni budaya, dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan rasa nasionalisme siswa dengan memberikan pengalaman langsung tentang nilai-nilai kebangsaan.

Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, kesadaran sosial dan nasionalisme siswa SD diharapkan dapat meningkat. Siswa akan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, menghormati perbedaan, dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Kegiatan yang sebelumnya dianggap membosankan, seperti upacara bendera, dapat menjadi momen yang bermakna dan dihormati oleh siswa.

Kesimpulan

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan merupakan langkah penting untuk mengatasi tantangan dalam meningkatkan kesadaran sosial dan nasionalisme siswa SD. Dengan mengadopsi metode pembelajaran yang lebih inovatif, memperkuat pendidikan karakter, dan melibatkan semua pihak, siswa dapat tumbuh menjadi individu yang peduli sosial, cinta tanah air, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap bangsa. Langkah ini tidak hanya membangun karakter generasi muda, tetapi juga menjadi fondasi kuat bagi masa depan bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka

Saragih, S. S. (2024). PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DI SEKOLAH DASAR. JURNAL MOTIVASI PENDIDIKAN DAN BAHASA, 2(2).

Siregar, D. R., Siregar, I. H., Amirah, N., Shafira, R., Nadeak, R. M., & Ambarita, T. (2024). Analisis Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar PKn di Sekolah Dasar di SD Negeri 106160 Tanjung Rejo. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(3), 10-10.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun