Mohon tunggu...
Tri Wulan Sari
Tri Wulan Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi Badminton,membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Negatif Teknologi Terhadap Kesehatan Mental Anak: Seorang Anak Mengakhiri Hidupnya Karena Gawai Disita Oleh Ibunya

15 Desember 2023   09:37 Diperbarui: 15 Desember 2023   10:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Dalam era digital yang terus berkembang, anak-anak menghadapi pengaruh teknologi yang semakin besar dalam kehidupan sehari-hari mereka. Teknologi bagian penting tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, terutama anak anak dan remaja. Mereka menggunakan teknologi, khususnya gawai, untuk berbagai keperluan, seperti belajar,bermain,bersosialisasi,dan menghibur diri. Namun, penggunaan gawai yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak negatif, terutama bagi kesehatan mental anak. 

Dampak negatif yang dapat terjadi adalah ketergantungan atau kecanduan gawai. Anak yang kecanduan gawai akan merasa sulit untuk melepaskan diri dari gawai mereka. Mereka akan menghabiskan waktu yang lama untuk berinteraksi dengan gawai, bahkan mengorbankan kegiatan lain yang lebih penting, seperti, belajar, berolahraga, atau tidur.

        Kecanduan gawai juga dapat peningkatkan risiko gangguan tidur. Paparan cahaya biru dari perangkat elektronika dapat mengganggu ritme tidur alami anak anak, menyebabkan kesulitan tidur dan mengganggu kualitas istirahat yang diperlukan untuk perkembangan fisik dan mental mereka dan mengganggu hubungan sosial anak dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitarnya. Kecanduan gawai juga dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, bahkan bunuh diri pada anak. Hal ini dapat terjadi karena anak merasa terisolasi,kesepian,tidak puas, atau tidak berharga akibat penggunaan gawai yang berlebihan. Selain itu, anak juga dapat terpapar dengan konten negatif yang ada di internet, seperti kekerasan, bullying, atau hoax, yang dapat mempengaruhi emosi, Perilaku dan pemikiran mereka.

             Salah satu kasus yang menunjukkan dampak negatif penggunaan gawai terhadap kesehatan mental anak adalah mengakhiri hidup yang di lakukan oleh seorang anak berusia 10 tahun dari Pekalongan,Jawa Tengah pada 22 November 2023. Menurut laporan media, anak yang berinisal K mengakhiri hidupnya dengan gantung diri menggunakan kain selendang yang diikat pada jendela kamarnya. Bunuh diri adalah tindakan mengakhiri hidup secara sengaja yang biasanya, di picu oleh faktor faktor seperti stres, depresi, trauma, atau gangguan mental. Anak anak dan remaja yang rentan terhadap bunuh diri, karena mereka masih dalam tahap perkembangan psikososial dan menghadapi berbagai tantangan seperti tekanan akademik, masalah keluarga, dan bullying. Alasan orang tua meyita gawai anak tersebut adalah karena khawatir anaknya kecanduan gawai dan tidak fokus belajar. Namun, tindakan tersebut justru membuat anak tersebut merasa tertekan, marah, dan putus asa, sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

          Orang tua sering kali mengambil atau menyita gawai anak anak mereka sebagai bentuk hukuman, pembatasan, atau perlindungan, dengan tujuan agar anak lebih fokus belajar, lebih disiplin, atau lebih aman dari konten negatif di internet. Namun, tindakan ini bisa menimbulkan reaksi berbeda-beda dari anak, tergantung pada tingkat kematangan, kepribadian, dan hubungan mereka dengan orang tua. Beberapa anak mungkin bisa menerima atau mengerti alasan orang tua mereka, dan bersikap kooperatif atau kompromi. Namun, beberapa anak lain mungkin juga merasa hak mereka dilanggar, kebutuhan meraka diabaikan, atau kepercayaan mereka direndahkan.Orang tua harus menjelaskan alasan dan tujuan mereka mengambil atau menyita gawai anak agar mereka paham. Anak anak yang memiliki psikologis, emosional, atau sosial yang tidak teratasi, bisa menjadi lebih rentan untuk mengalami despresi atau atau bunuh diri, jika merasa tidak ada jalan keluar atau tidak ada dukungan dari orang lain.

          Kasus ini menunjukkan betapa seriusnya dampak negatif penggunaan gawai terhadap kesehatan mental anak. Beberapa langkah yang dapat di lakukan adalah mengedukasi anak tentang penggunaan gawai yang sehat, bijak, dan bertanggung jawab. Anak perlu diberitahu tentang manfaat dan resiko penggunaan gawai, serta batasan waktu dan jenis konten yang dapat mereka akses. Mengawasi dan mengontrol penggunaan gawai anak. Orang tua perlu memantau dan membatasi gawai anak, terutama saat mereka belajar, makan, atau tidur. Orang tua juga perlu memeriksa dan memblokir konten negatif yang ada di gawai anak. Memberikan alternatif kegiatan yang lebih bermanfaat dan menyenangkan bagi anak. Orang tua perlu mengajak anak untuk melakukan kegiataan lain yang dapat meningkatkan kesehataan fisik, mental, dan sosial mereka, seperti berolahraga, bermain, membaca, atau mengikuti hobi.

          Memberikan dukungan dan perhatian yang cukup kepada anak. Orang tua perlu berkomunikasi dengan anak secara terbuka, hangat, dan empatik. Dan orang tua harus membatasi memberikan waktu penggunaan gawai oleh anak dan menghindari penggunaan gedget sebelum tidur agar kualitas tidur meningkat. Serta orang tua juga perlu mendengarkan, memahami, menghargai perasaan, pendapat, dan kebutuhan. Jika anak menunjukkan gejala gejala gangguan kesehataan mental, seperti stres, kecemasaan, depresi, atau perilaku bunuh diri, orang tua perlu segera membawa anak ke dokter, psikolog, atau konselor untuk mendapatkan diagonis, pengobatan, dan konseling yang tepat.

           Penggunaan gawai yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental anak, bahkan dapat menyebabkan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Penting bagi orang tua untuk memainkan peran penting dalam membimbing anak-anak mereka menuju pendekatan teknologi yang seimbang, cerdas, dan bertanggung jawab,serta memberikan dukungan dan perhatian yang cukup kepada anak. Dengan demikian anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat,bahagia, dan produktif.

 

 

Daftar Rujukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun