Mohon tunggu...
Tri Wahyuni
Tri Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sunan Giri Surabaya

Mahasiswa tingkat akhir yang ingin belajar banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Parafilia dalam Sorotan: Penyebab, Dampak dan Pengobatan

26 Juli 2024   16:55 Diperbarui: 26 Juli 2024   16:59 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Parafilia secara umum

Preferensi seksual setiap orang bisa berbeda-beda dan tetap dapat dikatakan normal

apabila tidak menyimpang norma, hukum maupun mengganggu kehidupan individu atau

sosial.(Hospitals, 2023) Namun parafilia merupakan kondisi yang berbeda, Parafilia

adalah penyimpangan perilaku seksual yang ditandai dengan adanya dorongan seksual

kepada objek yang tidak biasanya.(Lestari, 2023) Pada kondisi tersebut, penderita dapat

memiliki ketertarikan seksual terhadap benda atau aktivitas yang tidak menimbulkan

rangsangan seksual, sehingga ini disebut juga dengan kelainan seksual.(Hospitals, 2023)

Bila parafilia menimbulkan resiko berbahaya pada individu maupun orang lain, maka ini

disebut dengan parafilia disorder. (Lestari, 2023)

Pengidap parafilia kebanyakan cenderung menyembunyikan hal ini serta berpotensi

membahayakan keselamatan diri dan orang lain yaitu berupa infeksi menular seksual.

Atau bahkan para penderita kelainan seksual tidak menyadari bahwa dirinya mengalami

kondisi tersebut.

Penderita kelainan seksual ada yang tidak nyaman dengan gangguan yang ada pada

dirinya, namun sering kali mereka tidak berdaya untuk melawan atau mengubah hasrat

tersebut, bahkan ada yang tidak mengetahui bagaimana cara menghindari dan mengatasi

kelainan tersebut(Murzen, 2024).

Berawal dari hal tersebut penulis ingin membahas lebih dalam terkait parafilia ini,

dengan tujuan semakin banyak orang yang mengetahui tentang parafilia dapat

mengurangi stigma dan diskriminasi masyarakat dan para individu dengan kelainan

parafilia dapat menerima diri mereka sendiri serta penangan yang tepat.

2. Definisi Dan Penyebab Parafilia

parafilia adalah rangsangan seksual abnormal yang di tandai dengan fantasi seksual yang

intens dan secara terus-menerus ,(Hospitals, 2023) menurut pendapat george R. Brown 

parafilia merupakan fantasi dorongan perilaku seksual yang berulang dan intens, serta

melibatkan benda mati dan anak-anak atau orang dewasa yang tidak setuju atau

penderitaan terhadap orang tersebut :

paraphilic disorder are recurent intense, sexually arousing fantasises, urges, or 

behaviors that are distressing or dissabling and the involve inanimate objects, 

cildhren or nonconsenting adults, or suffering or humaliation of the person or a 

partner, with the potential to cause harm.

DSM-5 berpendapat parafilia merupakan segala minat seksual yang intens dan terus

menerus selain minat seksual terhadap rangsangan genital.(Yakeley & Wood, 2014)

Penyebab adanya parapilia ini belum diketahui pasti, namun kondisi ini dapat disebabkan

oleh proses biologis, terpersonal dan kognitif seseorang. Beberapa faktor yang dapat

meningkatkan resiko seseorang dapat mengidap parafilia yaitu:

a. pola asuh orang tua yang permisif (tidak ada komunikasi dua arah antara

orang tua dan anak)

b. pernah memiliki pengalaman pelecehan seksual.

c. Faktor dari lingkungan seperti tinggal dilingkungan yang mendukung adanya

penyimpangan atau kelainan seksual.

d. Kecanduan obat terlarang dan alkohol.

e. Objek seksual yang dikaitkan dengan aktivitas seksual secara berulang kali

sehingga menimbulkan rangsangan.(Hospitals, 2023)

f. Kurangnya edukasi tentang seks.

3. Jenis-jenis parafilia

a. Pedofilia

Orang yang memiliki fantasi ketertarikan terhadap anak kecil, dengan rentang usia

kurang dari 13 tahun, sedangkan pelaku pedofilia yang memiliki ketertarikan

terhadap balita kurang dari 5 tahun yang disebut dengan Infantofilia .

b. Eksibisionisme

Yaitu orang yang kerap mempertontonkan organ kelaminya kepada orang asing,

dengan tujuan membuat orang lain terkejut, takut atau terkesan dengan perilakunya.

c. Veyourisme 

Merupakan kelainan seksual yang mendapatkan kepuasan seksual dengan mengintip

orang yang sedang berganti pakaian, mandi maupun melakukan aktivitas seksual.

d. Froteurisme

Penderita memiliki kecenderungan menggesekkan organ kelamin pada tubuh

orang asing, termasuk pada tempat umum. Kelainan ini sering ditemui pada pria

dengan rentang usia 15-25 tahun.

e. Fetisisme

Penderita memiliki gairah seksual terhadap benda mati, seperti sepatu wanita, pakaian

wanita. Hasrat seksualnya dapat bangkit dengan hanya menyentuh benda tersebut.

Sering kali banyak yang salah paham antara fetisisme dengan parsialisme, dimana

fetisisme ketertarikan seksual pada benda mati, sedangkan parsialisme sebaliknya

seperti bagian tubuh seseorang.

f. Masokime

Penderita ini meraih kepuasan seksual ketika mendapat kekerasan baik secara verbal

dan non-verbal, seperti diikat dan dipermalukan dengan menggunakan kata kasar.

Penderita ini dapat melukai diri sendiri untuk sebuah kepuasan.

g. Sadisme

Penderita ini memiliki fantasi dan mendapat kepuasaan saat menyiksa pasangannya

baik secara psikologis maupun fisik, misalnya memperkosa, menyiksa dan menghina,

dengan tujuan penderita sadisme merasa berkuasa atas korbannya. Pelaku sadisme bisa

saja terjerat hukum pidana dan penderita ini perlu penanganan secara lebih lanjut oleh

psikiater.

h. Asifiksifolia

Merupakan penderita yang mendapatkan kepuasan seksual dengan dicekik. Penderita

ini dapat melakukan pencekikan terhadap diri sendir atau meminta pasangannya.

Tindakan ini sangat berbahaya sekalipun tidak bermaksud bunuh diri, tapi penderita

dapat beresiko pecah pembuluh darah pada wajah dan sesak nafas. (Murzen, 2024)

Masih banyak kelainan seksual selain yang telah disebutkan diatas.

4. Pengobatan

upaya pengobatan parafilia sangatlah diperlukan agar penderita dapat mengontrol dirinya

dan mengurangi jumlah kekerasan seksual pada orang lain . beberapa cara yang dapat

dilakukan adalah :

a. mendatangi ahli seperti psikiater untuk melakukan konseling dan psikoterapi untuk

mengontrol impuls seksual

b. pemberian obat antidepresan dan antriandrogen guna mengontrol hasrat seksual .

c. pendampingan dan dukungan orang terdekat.

d. Melakukan kegiatan positif dan keagamaan

Parafilia merupakan kondisi psikoseksual yang cukup kompleks dan sering disalahpahami,

dimana seseorang memiliki dorongan seksual yang intens terhadap objek atau situasi

yang tidak lazim, untuk mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman dampak

parafilia ini. Penting untuk meningkatkan edukasi publik dan penanganan oleh

profesional kesehatan.

Layanan kesehatan mental yang dengan mudah di akses dapat sangat membantu

penyembuhan para penderita parafilia, selain itu dukungan keluarga dan komunitas, serta

penelitian lebih lanjut akan sangat bermanfaat untuk membantu proses penyembuhan

dan meningkatkan kualitas hidup mereka kearah yang lebih baik.

, serta penelitian lebih lanjut akan sangat bermanfaat untuk membantu proses

penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidup mereka kearah yang lebih baik.

Referensi :

Hospitals, T. M. S. (2023).

Mengenal Parafilia. Siloam Hospitals.

https;//www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-parafilia

Lestari, M. A. (2023). Parafilia. Klik Dokter. htyps://www.klikdokter.com/penyakit/masalahmental/parafilia

Murzen, R. F. (2024). kenali 10 kelainan seksual beserta cara menngatasinya. Alodokter.

https://www.alodokter.com/kenali-kelainan-seksual-parafilia-untuk-melindungi- diri

Yakeley, J., & Wood, H. (2014). Paraphilias and paraphilic disorders : diagnosis , assessment

and management. 20, 202–213. https://doi.org/10.1192/apt.bp.113.011197

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun